Potret Perjalanan Pasar Senen, dari Era Kolonial hingga Milenial

Pasar Senen sudah sangat familiar bagi warga Ibu Kota sebagai tempat berniaga. Dilansir dari Buku Ensiklopedia Jakarta, nama Senen diambil dari nama pasar, yang awal berdiri pada 30 Agustus 1735 atau kurang lebih 286 tahun lalu. Dinamai Pasar Senen, karena pasar itu dibuka setiap hari Senin. Dok. Detikcom  

Daerah sekitar Pasar Senen sebagian besar penduduknya adalah keturunan China, maka mereka-lah penghuni pertama Pasar Senen. Karena itu sebelum tahun 1960-an terdapat sejumlah jalan dengan nama-nama China. Dok. Detikcom

Pada awal tahun 1950-an dan tahun 1960-an Pasar Senen merupakan tempat berkumpulnya para seniman Senen pada malam hari antara pukul 20.00 WIB sampai menjelang subuh. Sejak itu kehidupan di Pasar Senen terus berdenyut selama 24 jam sehari. Dok. Detikcom

Sayangnya sejak peristiwa kerusuhan massal tahun 1998, pamor kawasan Pasar Senen mulai meredup, apalagi di timur pasar senen telah dibangun pusat perbelanjaan modern Plaza Atrium yang otomatis menyedot pengunjung untuk berbelanja disana daripada ke Pasar Senen. Grandyos Zafna/detikcom  

Upaya restrukturisasi dan modernisasi Pasar Senen sebenarnya sudah mulai dilakukan, tepatnya pada tahun 2011 telah dibangun proyek Jembatan penghubung antara Plaza Atrium dengan Pasar Senen (bagian utara). Rengga Sancaya/detikcom  

Jembatan penghubung dengan konsep modern, dengan memadukan antara bangunan jembatan dengan kios-kios di sepanjang jembatan ini diharapkan mampu menggerakkan konsumen untuk dapat meramaikan Pasar Senen sekaligus menambah keragaman produk yang dijual antara Plaza Atrium dan Pasar Senen. ANTARA FOTO/Galih Pradipta  

Pasar Senen saat ini, adalah perpaduan antara pasar tradisional dan pasar modern. Kita bisa mencari banyak varian produk di pasar senen. Dari mulai makanan dan minuman (Pasar Senen terkenal dengan Pasar Kue Subuh) sampai penjualan onderdil & aksesoris kendaraan. Rifkianto Nugroho  

Pasar Senen juga terkenal sebagai salah satu pusat grosir Tas dan Aksesoris/Pernak-pernik wanita, yang banyak dikunjungi oleh pelanggan dari berbagai wilayah di Indonesia. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra  

Pasar Senen kerap kali mengalami kebakaran, hingga begini penampilan baru Pasar UPB Senen Blok III. Dok. pasarjaya  

Pasar Senen sudah sangat familiar bagi warga Ibu Kota sebagai tempat berniaga. Dilansir dari Buku Ensiklopedia Jakarta, nama Senen diambil dari nama pasar, yang awal berdiri pada 30 Agustus 1735 atau kurang lebih 286 tahun lalu. Dinamai Pasar Senen, karena pasar itu dibuka setiap hari Senin. Dok. Detikcom  
Daerah sekitar Pasar Senen sebagian besar penduduknya adalah keturunan China, maka mereka-lah penghuni pertama Pasar Senen. Karena itu sebelum tahun 1960-an terdapat sejumlah jalan dengan nama-nama China. Dok. Detikcom
Pada awal tahun 1950-an dan tahun 1960-an Pasar Senen merupakan tempat berkumpulnya para seniman Senen pada malam hari antara pukul 20.00 WIB sampai menjelang subuh. Sejak itu kehidupan di Pasar Senen terus berdenyut selama 24 jam sehari. Dok. Detikcom
Sayangnya sejak peristiwa kerusuhan massal tahun 1998, pamor kawasan Pasar Senen mulai meredup, apalagi di timur pasar senen telah dibangun pusat perbelanjaan modern Plaza Atrium yang otomatis menyedot pengunjung untuk berbelanja disana daripada ke Pasar Senen. Grandyos Zafna/detikcom  
Upaya restrukturisasi dan modernisasi Pasar Senen sebenarnya sudah mulai dilakukan, tepatnya pada tahun 2011 telah dibangun proyek Jembatan penghubung antara Plaza Atrium dengan Pasar Senen (bagian utara). Rengga Sancaya/detikcom  
Jembatan penghubung dengan konsep modern, dengan memadukan antara bangunan jembatan dengan kios-kios di sepanjang jembatan ini diharapkan mampu menggerakkan konsumen untuk dapat meramaikan Pasar Senen sekaligus menambah keragaman produk yang dijual antara Plaza Atrium dan Pasar Senen. ANTARA FOTO/Galih Pradipta  
Pasar Senen saat ini, adalah perpaduan antara pasar tradisional dan pasar modern. Kita bisa mencari banyak varian produk di pasar senen. Dari mulai makanan dan minuman (Pasar Senen terkenal dengan Pasar Kue Subuh) sampai penjualan onderdil & aksesoris kendaraan. Rifkianto Nugroho  
Pasar Senen juga terkenal sebagai salah satu pusat grosir Tas dan Aksesoris/Pernak-pernik wanita, yang banyak dikunjungi oleh pelanggan dari berbagai wilayah di Indonesia. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra  
Pasar Senen kerap kali mengalami kebakaran, hingga begini penampilan baru Pasar UPB Senen Blok III. Dok. pasarjaya