Goni yang biasanya digunakan sebagai wadah barang berhasil disulap menjadi tas fashionable oleh warga Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Tri Nur Utami adalah sosok dibalik produk tas goni berjenama Ghoni Kulon Progo (GhoniKu) tersebut. Usaha rumahan yang dirintis sejak 2019 ini memadupadankan karung ghoni dengan kain lurik sehingga menghasilkan aneka tas yang cantik dan bernilai jual tinggi.
Lewat usaha ini, Tri tidak hanya sekadar mencari rupiah, melainkan juga mencoba mengangkat nama Kulon Progo karena di dalam produk ini tersemat icon kabupaten tempat kelahirannya tersebut.
Sebelum dijahit sesuai pola tas yang diinginkan konsumen, goni terlebih dulu dicuci hingga bersih menggunakan deterjen khusus untuk melemaskan serat dan membersihkan lembaran goni bekas dari kotoran yang masih terselip.
Setelah dijemur kering, selanjutnya masuk tahap pola sesuai produk yang akan dibuat.
Setelah dipola, proses selanjutnya adalah penjahitan.
Di etalase GhoniKu yang berlokasi di Wetan Pasar, RT 004, RW 007, Wates, Kulon Progo, pengunjung bisa menemukan pelbagai macam tas berbahan goni, mulai dari dompet, tas tangan atau clutch bag, tas pouch, hingga ransel.
Sejak 3 tahun berdiri, usaha GhoniKu mempuyai pasar yang cukup menjanjikan. Sebelum pandemi COVID-19 mewabah, setiap bulannya usaha rumahan ini memiliki omzet kurang lebih Rp 10 juta. Sementara untuk pembelian sudah menjangkau berbagai daerah di Indonesia, bahkan sudah menembus pasar luar negeri.