Perajin Miniatur Bebek Bambu Tetap Eksis di Saat Pandemi
"Ya tetap jalan. Waktu awal-awal ada PSBB itu memang sempat turun tapi pembeli cari cara dan kita juga cari cara," ungkap perajin bebek bambu di Jalan Yogya-Solo, Dusun Penggung, Desa Jambu Kulon, Kecamatan Ceper, Klaten, Jawa Tengah pada detikcom di rumahnya, Senin (4/10/2021) siang.
Sarjono menceritakan, saat awal PSBB sampai PPKM penurunan sampai 80 persen karena apa- apa dilarang. Terapi penurunan itu tidak berlangsung lama.
"Sekarang sebulan bisa 3.000 buah bebek finishing tapi untuk bebek mentahan bisa 10.000 buah. Paling banyak ke Bali, Yogyakarta, Jepara dan lainnya," imbuh Sarjono.
"Ada perubahan bentuk tapi hanya 10 persen tapi konsep dasarnya tetap bebek. Sekarang ada bebek karakter, dokter, pemadam kebakaran, Spiderman, Superman, jadi karakter tokoh saat finishing," imbuh Sarjono.
Saat ini, lanjut Sarjono, perajin tengah menyambut musim natal dan tahun baru. Permintaan untuk pasar Eropa biasanya akan meningkat.
Perajin lain, Septian Aldi mengatakan selama pandemi permintaan tidak pernah berhenti meski ada penurunan. Sebulan ini sudah mulai lebih ramai jelang tahun baru.
"Ya sebulan ini mulai lebih ramai. Untuk harga antara Rp 20.000 sampai Rp 80.000 per biji. Untuk bentuk sekarang bervariasi, tidak hanya bebek tapi ada bebek mabuk, babi, burung dan lainnya," kata Septian pada detikcom.