Olahan Jeruk Kunci Asal Babel Ini Sudah Sampe ke Korsel Lho

Ya, kesulitan dalam memulai sebuah usaha kerap dirasakan oleh beberapa pengusaha. Sama halnya dengan yang dialami oleh Herawati, seorang perempuan yang tinggal Kota Pangkal Pinang, Provinsi Bangka Belitung ini.
Dulunya Herawati merupakan seorang ibu rumah tangga yang berjualan kue kering. Kemudian ia pun mencoba peruntungannya untuk memulai sebuah bisnis yaitu sirup jeruk kunci pada tahun 2012.
Bukan tanpa alasan dirinya memulai bisnis ini, ia melihat peluang dari jeruk kunci yang menjadi komoditas dan sering ditemukan di daerah Bangka Belitung.
Bentuknya memang sama seperti jeruk nipis, bulat kecil dan berwarna hijau, tetapi rasa dari jeruk kunci ini bisa dibilang lebih asam dari jeruk nipis pada umumnya. Inilah yang membuat minuman dari olahan jeruk kunci menjadi segar.
Jeruk kunci ini juga sering tumbuh di daerah Bangka Belitung. Karena stoknya melimpah dan dengan harga yang lumayan relatif murah, ia pun berpikir membuat minuman dari bahan jeruk kunci tersebut.
Sayangnya, ketika memulai usaha tersebut Herawati hanya memiliki modal pas-pasan. Untuk membeli bahannya untuk produksinya, ia pun membelinya di pasar. Dulu pembuatannya pun masih dibantu oleh anak-anak tetangga yang Herawati berikan upah seadanya. Berawal dari modal beli jeruk 5-10 kilogram saja. Bisnis ini dibangun dari kecil, sampai resepnya saja harus nyontek di internet.
Awal merintis bisnis ini, ia menitip jual sirup jeruk kunci dari toko ke toko yang ada di Pangkal Pinang. Ia juga mengaku malu ketika harus bertemu dengan banyak orang. Di tahun 2014, dirinya mendapatkan pelatihan UMKM dari PT Timah soal wirausaha. Sejak pelatihan tersebutlah, ia semakin semangat untuk menjadikan jeruk kunci sebagai oleh-oleh khas Bangka Belitung.
Makin lama, sirup jeruk kunci yang diproduksi oleh Herawati mulai terkenal. Ia pun mencoba untuk menjualnya di alun-alun dengan bermodalkan satu cooling box. Dari hasil penjualannya, ia belikan beberapa botol untuk produksinya hingga banner untuk mempromosikan produknya di alun-alun.
Meski begitu, ia menyadari bahwasanya olahan jeruk kunci ini tidak laku di pasaran lokal, melainkan pasar di luar Bangka Belitung. Gayung bersambut, PT Timah juga memberikan bantuan modal kepada Herawati sebesar Rp 15 Juta untuk mengembangkan usahanya.
Tak hanya bantuan modal, produknya juga diikutkan berbagai pameran yang ada di Jakarta hingga Solo. Dari sinilah, usaha Herawati yang dimulai dari 0 mulai berkembang dan makin dikenal oleh khalayak luas.
Bahkan, produksi dari Herawati meningkat 2 hingga 3 kali lipat setelah menjadi mitra UMKM binaan PT Timah. Awalnya ia membeli 5-10 kg jeruk kunci dari petani, sekarang dirinya bisa memesan 200 kg jeruk kunci ke petani.
Tak hanya pasar lokal yang dicari, Herawati juga pernah mengirimkan 600 botol dengan ukuran 250 ml ke Busan, Korea Selatan di tahun 2019. Kala itu, ada pihak kedua yang mencari jeruk kunci untuk dijual ke Korea Selatan.
Hingga kini pasar yang masih berlanjut dari olahan jeruk kunci itu ada di Jakarta, Depok, Cirebon, Palembang hingga Lampung. Omzet yang biasa di dapat oleh perempuan lulusan UNPAD ini bisa sampai puluhan juta dalam satu bulannya. Ia pun juga memberdayakan petani jeruk kunci dengan terus membeli hasil panen mereka setiap kali produksi.
Omzet sebelum pandemi bisa Rp 30 juta per bulan, tapi selama pandemi ini turun jadi Rp 10 juta. Kalau produksi kita beli dari petani dengan harga Rp 4.000 per kilonya.
Tak hanya sirup, Herawati juga terus berinovasi guna mengembangkan produk hasil olahan dari jeruk kunci lainnya, seperti manisan ini. PT Timah terus berkomitmen membantu pelaku usaha dan juga mitra binaannya sampai usaha tersebut naik kelas. Herawati kini sudah memiliki rumah produksi sendiri yang memang sudah diimpikan sejak lama.
Sebagai informasi, detikcom bersama MIND ID mengadakan program Jelajah Tambang berisi ekspedisi ke daerah pertambangan Indonesia. detikcom menyambangi kota-kota industri tambang di Indonesia untuk memotret secara lengkap bagaimana kehidupan masyarakat dan daerah penghasil mineral serta bagaimana pengolahannya. Untuk mengetahui informasi lebih lengkap, ikuti terus beritanya di detik.com/jelajahtambang.
Ya, kesulitan dalam memulai sebuah usaha kerap dirasakan oleh beberapa pengusaha. Sama halnya dengan yang dialami oleh Herawati, seorang perempuan yang tinggal Kota Pangkal Pinang, Provinsi Bangka Belitung ini.
Dulunya Herawati merupakan seorang ibu rumah tangga yang berjualan kue kering. Kemudian ia pun mencoba peruntungannya untuk memulai sebuah bisnis yaitu sirup jeruk kunci pada tahun 2012.
Bukan tanpa alasan dirinya memulai bisnis ini, ia melihat peluang dari jeruk kunci yang menjadi komoditas dan sering ditemukan di daerah Bangka Belitung.Bentuknya memang sama seperti jeruk nipis, bulat kecil dan berwarna hijau, tetapi rasa dari jeruk kunci ini bisa dibilang lebih asam dari jeruk nipis pada umumnya. Inilah yang membuat minuman dari olahan jeruk kunci menjadi segar.
Jeruk kunci ini juga sering tumbuh di daerah Bangka Belitung. Karena stoknya melimpah dan dengan harga yang lumayan relatif murah, ia pun berpikir membuat minuman dari bahan jeruk kunci tersebut.
Sayangnya, ketika memulai usaha tersebut Herawati hanya memiliki modal pas-pasan. Untuk membeli bahannya untuk produksinya, ia pun membelinya di pasar. Dulu pembuatannya pun masih dibantu oleh anak-anak tetangga yang Herawati berikan upah seadanya. Berawal dari modal beli jeruk 5-10 kilogram saja. Bisnis ini dibangun dari kecil, sampai resepnya saja harus nyontek di internet.
Awal merintis bisnis ini, ia menitip jual sirup jeruk kunci dari toko ke toko yang ada di Pangkal Pinang. Ia juga mengaku malu ketika harus bertemu dengan banyak orang. Di tahun 2014, dirinya mendapatkan pelatihan UMKM dari PT Timah soal wirausaha. Sejak pelatihan tersebutlah, ia semakin semangat untuk menjadikan jeruk kunci sebagai oleh-oleh khas Bangka Belitung.
Makin lama, sirup jeruk kunci yang diproduksi oleh Herawati mulai terkenal. Ia pun mencoba untuk menjualnya di alun-alun dengan bermodalkan satu cooling box. Dari hasil penjualannya, ia belikan beberapa botol untuk produksinya hingga banner untuk mempromosikan produknya di alun-alun.
Meski begitu, ia menyadari bahwasanya olahan jeruk kunci ini tidak laku di pasaran lokal, melainkan pasar di luar Bangka Belitung. Gayung bersambut, PT Timah juga memberikan bantuan modal kepada Herawati sebesar Rp 15 Juta untuk mengembangkan usahanya.
Tak hanya bantuan modal, produknya juga diikutkan berbagai pameran yang ada di Jakarta hingga Solo. Dari sinilah, usaha Herawati yang dimulai dari 0 mulai berkembang dan makin dikenal oleh khalayak luas.
Bahkan, produksi dari Herawati meningkat 2 hingga 3 kali lipat setelah menjadi mitra UMKM binaan PT Timah. Awalnya ia membeli 5-10 kg jeruk kunci dari petani, sekarang dirinya bisa memesan 200 kg jeruk kunci ke petani.
Tak hanya pasar lokal yang dicari, Herawati juga pernah mengirimkan 600 botol dengan ukuran 250 ml ke Busan, Korea Selatan di tahun 2019. Kala itu, ada pihak kedua yang mencari jeruk kunci untuk dijual ke Korea Selatan.
Hingga kini pasar yang masih berlanjut dari olahan jeruk kunci itu ada di Jakarta, Depok, Cirebon, Palembang hingga Lampung. Omzet yang biasa di dapat oleh perempuan lulusan UNPAD ini bisa sampai puluhan juta dalam satu bulannya. Ia pun juga memberdayakan petani jeruk kunci dengan terus membeli hasil panen mereka setiap kali produksi.
Omzet sebelum pandemi bisa Rp 30 juta per bulan, tapi selama pandemi ini turun jadi Rp 10 juta. Kalau produksi kita beli dari petani dengan harga Rp 4.000 per kilonya.
Tak hanya sirup, Herawati juga terus berinovasi guna mengembangkan produk hasil olahan dari jeruk kunci lainnya, seperti manisan ini. PT Timah terus berkomitmen membantu pelaku usaha dan juga mitra binaannya sampai usaha tersebut naik kelas. Herawati kini sudah memiliki rumah produksi sendiri yang memang sudah diimpikan sejak lama.
Sebagai informasi, detikcom bersama MIND ID mengadakan program Jelajah Tambang berisi ekspedisi ke daerah pertambangan Indonesia. detikcom menyambangi kota-kota industri tambang di Indonesia untuk memotret secara lengkap bagaimana kehidupan masyarakat dan daerah penghasil mineral serta bagaimana pengolahannya. Untuk mengetahui informasi lebih lengkap, ikuti terus beritanya di detik.com/jelajahtambang.