Potret Nelayan Kendal yang Konon Bisa Dengar Suara Ikan

Kusnadi adalah nelayan asal Desa Gempolsewu, Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Pekerjaan berlaut ini ia lakoni saat libur bertugas sebagai mandor kapal di salah satu perusahaan yang menaunginya.
Dia bersama Imam Syafii dan anaknya berlayar secara berkelompok. Jarak tempuh kapal dari bibir pantai ke Laut Jawa berkisar 1 sampai 2 kilometer.
Pagi hari menjadi waktu yang pas untuk menangkap ikan pelagis, yaitu kelompok ikan perenang cepat yang hidup di lapisan permukaan laut. Kapal lainnya juga berlayar pada waktu yang sama.
 
Kapal berhenti, mesin dimatikan. Kusnadi maupun Imam menggunakan keahliannya mendengar suara ikan untuk menentukan lokasi menebar jaring. Mereka pun bergantian berenang di sekitar kapal untuk mencari lokasi kawanan ikan.
 
Kusnadi mengaku, kemampuan ini hanya dimiliki segelintir nelayan di Gempolsewu. Adalah insting yang mengasah keahlian mereka. Setelah itu barulah, jaring insang ditebar dengan bentuk meningkat supaya 'menjebak' kawanan ikan.
Jika beruntung, total ikan yang ditangkap bisa mencapai 1 kuintal. Kebanyakan adalah ikan kembung.
Kusnadi menunjukkan hasil tangkapan dan memang terdengar suara ikan saat terjerat jaring.
Kusnadi dan Imam mengatakan, kemampuan yang dimilikinya ini sempat membuat heran nelayan di wilayah lain di pantura. Selama berlayar jarang mengalami kendala teknis yang berarti.
Siang hari biasanya kapal sudah mulai mengarah ke daratan. Kebanyakan nelayan di Gempolsewu kini sudah beralih menggunakan alat tangkap arad. Tapi bagi Imam dan Kusnadi itu justru cenderung merusak ekosistem perairan.
detikcom bersama BRI mengadakan program Sinergi Ultra Mikro di Bandar Lampung dan Semarang untuk memantau upaya peningkatan inklusi finansial masyarakat melalui sinergi BRI, Pegadaian, dan PNM dalam Holding Ultra Mikro. Holding Ultra Mikro berupaya mendukung pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan untuk peningkatan UMKM di Tanah Air. Untuk informasi lebih lengkap, ikuti beritanya di https://sinergiultramikro.detik.com/.
Kusnadi adalah nelayan asal Desa Gempolsewu, Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Pekerjaan berlaut ini ia lakoni saat libur bertugas sebagai mandor kapal di salah satu perusahaan yang menaunginya.
Dia bersama Imam Syafii dan anaknya berlayar secara berkelompok. Jarak tempuh kapal dari bibir pantai ke Laut Jawa berkisar 1 sampai 2 kilometer.
Pagi hari menjadi waktu yang pas untuk menangkap ikan pelagis, yaitu kelompok ikan perenang cepat yang hidup di lapisan permukaan laut. Kapal lainnya juga berlayar pada waktu yang sama. 
Kapal berhenti, mesin dimatikan. Kusnadi maupun Imam menggunakan keahliannya mendengar suara ikan untuk menentukan lokasi menebar jaring. Mereka pun bergantian berenang di sekitar kapal untuk mencari lokasi kawanan ikan. 
Kusnadi mengaku, kemampuan ini hanya dimiliki segelintir nelayan di Gempolsewu. Adalah insting yang mengasah keahlian mereka. Setelah itu barulah, jaring insang ditebar dengan bentuk meningkat supaya menjebak kawanan ikan.
Jika beruntung, total ikan yang ditangkap bisa mencapai 1 kuintal. Kebanyakan adalah ikan kembung.
Kusnadi menunjukkan hasil tangkapan dan memang terdengar suara ikan saat terjerat jaring.
Kusnadi dan Imam mengatakan, kemampuan yang dimilikinya ini sempat membuat heran nelayan di wilayah lain di pantura. Selama berlayar jarang mengalami kendala teknis yang berarti.
Siang hari biasanya kapal sudah mulai mengarah ke daratan. Kebanyakan nelayan di Gempolsewu kini sudah beralih menggunakan alat tangkap arad. Tapi bagi Imam dan Kusnadi itu justru cenderung merusak ekosistem perairan.
detikcom bersama BRI mengadakan program Sinergi Ultra Mikro di Bandar Lampung dan Semarang untuk memantau upaya peningkatan inklusi finansial masyarakat melalui sinergi BRI, Pegadaian, dan PNM dalam Holding Ultra Mikro. Holding Ultra Mikro berupaya mendukung pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan untuk peningkatan UMKM di Tanah Air. Untuk informasi lebih lengkap, ikuti beritanya di https://sinergiultramikro.detik.com/.