Pantauan detikcom, ratusan buruh ini melakukan long march sejak Jalan Darmo, Surabaya hingga Jalan Gubernur Suryo. Sesampai di Grahadi, para buruh bergantian berorasi di atas mobil komando.
Sebelum aksi diakhiri, para buruh mengumpulkan koin Rp 700 rupiah sebagai bentuk penolakan UMP Jatim tahun 2022. Diketahui, kenaikan UMP Jatim tahun 2022 sebesar Rp 22.790 menjadi Rp 1.891.567. Para buruh menilai, angka kenaikan UMP sangat kecil, dan tidak sesuai keinginan mereka.
Jubir FSPMI Jatim di Surabaya, Nurudin Hidayat, mengatakan alasan para buruh mengumpulkan koin. Hal itu dikarenakan kenaikan UMP Rp 22.790, jika dibagi 30 hari dalam satu bulan, maka didapat Rp 759.
Menurut Udin, buruh berkeinginan UMP Jatim tahun 2022 naik sebesar Rp 300 ribu. Alasannya, kenaikan UMP tahun 2022 yang hanya 1,2 persen (Rp 22.790) di bawah inflasi Provinsi Jawa Timur yang sebesar 1,92 persen.
Udin menambahkan, buruh akan kembali melakukan aksi lanjutan pada 25 November mendatang.
Pada aksi ini, koin yang dikumpulkan buruh diserahkan ke perwakilan anggota Satpol PP yang berjaga di Grahadi. Massa aksi lantas membubarkan diri pada pukul 15.30 WIB.
Dalam aksi ini, diikuti sekitar 300 perwakilan buruh FSPMI Jatim. Aksi demonstrasi ini menyebabkan sejumlah ruas jalan di Kota Surabaya macet. Seperti di Jalan Darmo, Jalan Urip Sumoharjo, Jalan Basuki Rahmat, hingga penutupan Jalan Gubernur Suryo (depan Gedung Negara Grahadi).