Melihat Batik Unik Khas Sumbar yang Terbuat dari Tanah Liat
Perajin sedang membuat batik di Solok, Padang, Sumatera Barat.
Warna kain dari Batik Tanah Liek memang tidak jauh-jauh dari hitam, coklat, dan abu-abu.
Batik tanah liek sempat hampir punah karena tidak ada orang yang memproduksinya, namun sekitar 24 tahun lalu, kembali bergeliiat untuk diproduksi.
Dibuat dengan menggunakan pewarna alami dan memanfaatkan tanah liat sebagai bahan baku, hingga diberi nama Batik Tanah Liek. Tidak hanya ukiran batiknya yang berbeda, cara membuat dan bahan yang digunakan pun berbeda.
Selain bercorak minangkabau yang unik, batik tanah liek ini warnanya juga tidak mudah pudar.
Batik khas minangkabau memiliki motif unik yang menggambarkan daerah tersebut.
Corak yang digunakan di antaranya, jam gadang, rumah gadang, tari piring, kerbau pedati, malin kundang, dan masih banyak yang lain.
Batik merupakan kain bergambar, dengan berbagai motif memiliki filosofi dari setiap corak, yang kini menjadi identitas seni nusantara.
Berbagai daerah di Indonesia memproduksi batik, dengan ciri khas daerah masing-masing. Selain Bali, Indramayu, Madura, Palembang, Yogyakarta, Solo, Pekalongan, Cirebon, Sumatera Barat juga memproduksi batik yang unik.
Dulunya batik tanah liat hanya boleh dikenakan oleh Pemimpin Adat, Budo Kanduang (Pemimpin Perempuan minang kabau) dan juga sebagai atribut Kerajaan Pagaruyuang. Digunakan sebagai selendang dan saluak (peci), Raja Adityawarman dan raja kecil lainnya, Raja Sungai Pagu, Jambu Lipo, Pulau Punjung, Sawah Lunto, dan Sijunjung.