Mantap! Difabel di Rembang Mendulang Untung Lewat Limbah Jagung

Keterbatasan tak menghalangi Saswati Ningrum (40) untuk berkarya dan berinovasi. Diketahui, difabel asal Rembang ini berhasil menyulap limbah bonggol jagung menjadi produk kesenian bernilai ekonomi tinggi.
Kegelisahannya terhadap limbah bonggol jagung mendorong Saras untuk memanfaatkan limbah tersebut dalam bentuk lain agar dapat digunakan kembali.
Berbekal kreativitas meski dalam keterbatasannya, ia mulai menyulap bonggol jagung, menjadi kotak tisu kala itu. Setelah berhasil terbentuk, ia tak menyangka produknya memunculkan daya tarik bagi warga.
Berhasil membuat kotak tisu dan menarik pembeli, kemudian ia mulai berkreasi membuat tempat lampu hias, miniatur, dan berbagai macam barang lainnya yang memiliki nilai fungsi pakai.
Produk kesenian yang dibuatnya ini dijual dengan harga yang bervariasi, mulai dari Rp 50 ribu hingga ratusan ribu rupiah. Kini, produk ciptaan yang bermula dari kegelisahannya itu, mampu mendatangkan pundi-pundi keuntungan tersendiri baginya.
Bahkan, Saras kini tak jarang ikut berbagai event pameran baik di dalam kota maupun luar kota untuk mewakili Rembang. Di tengah keterbatasannya, ia pun kerap menjadi mentor untuk membina UMKM lokal.
Keterbatasan tak menghalangi Saswati Ningrum (40) untuk berkarya dan berinovasi. Diketahui, difabel asal Rembang ini berhasil menyulap limbah bonggol jagung menjadi produk kesenian bernilai ekonomi tinggi.
Kegelisahannya terhadap limbah bonggol jagung mendorong Saras untuk memanfaatkan limbah tersebut dalam bentuk lain agar dapat digunakan kembali.
Berbekal kreativitas meski dalam keterbatasannya, ia mulai menyulap bonggol jagung, menjadi kotak tisu kala itu. Setelah berhasil terbentuk, ia tak menyangka produknya memunculkan daya tarik bagi warga.
Berhasil membuat kotak tisu dan menarik pembeli, kemudian ia mulai berkreasi membuat tempat lampu hias, miniatur, dan berbagai macam barang lainnya yang memiliki nilai fungsi pakai.
Produk kesenian yang dibuatnya ini dijual dengan harga yang bervariasi, mulai dari Rp 50 ribu hingga ratusan ribu rupiah. Kini, produk ciptaan yang bermula dari kegelisahannya itu, mampu mendatangkan pundi-pundi keuntungan tersendiri baginya.
Bahkan, Saras kini tak jarang ikut berbagai event pameran baik di dalam kota maupun luar kota untuk mewakili Rembang. Di tengah keterbatasannya, ia pun kerap menjadi mentor untuk membina UMKM lokal.