Hong Kong Diamuk Covid-19, Perusahaan Ini Bikin Peti Mati dari Kardus

Wabah virus corona paling mematikan di Hong Kong telah menelan korban sekitar 6.000 jiwa tahun ini dan kota itu sekarang kehabisan peti mati, Selasa, (29/3/2022). Keterbatasan ruang membuat kremasi menjadi praktik pemakaman umum di wilayah pulau berpenduduk padat di lepas pantai daratan China dan peti mati pun menjadi langka.

Menjawab kelangkaan peti mati, beberapa perusahaan menawarkan alternatif seperti peti kardus yang ramah lingkungan. LifeArt Asia memiliki peti kardus yang terbuat dari serat kayu daur ulang yang dapat disesuaikan dengan desain pada eksteriornya.

Wilson Tong, CEO LifeArt Asia, menunjukkan sampel material peti mati kardus di pabrik Tong di Hong Kong, Jumat, (18/3/2022).

Pabrik LifeArt Asia di Aberdeen, distrik selatan Hong Kong, mampu memproduksi hingga 50 peti mati sehari.

Tong mengatakan masih ada beberapa penolakan untuk menggunakan peti mati yang terbuat dari karton. Namun dia mencatat perusahaan memiliki desain yang dapat mencerminkan agama atau hobi dan peti mati bahkan dapat memiliki warna yang dipersonalisasi.

Perusahaan mengatakan peti mati kardusnya, ketika dibakar selama kremasi, mengeluarkan 87% lebih sedikit gas rumah kaca dibandingkan dengan yang terbuat dari kayu atau pengganti kayu lain.

Setiap peti mati LifeArt memiliki berat sekitar 10,5 kilogram (23 pon) dan dapat membawa tubuh yang beratnya mencapai 200 kilogram (441 pon).

Hong Kong telah melaporkan rata-rata sekitar 200 kematian setiap hari selama seminggu terakhir karena banyak penduduk lanjut usia yang tidak divaksinasi meninggal karena COVID-19. Lonjakan telah membebani kamar mayat, dan wadah berpendingin digunakan untuk menyimpan mayat sementara.

Wabah virus corona paling mematikan di Hong Kong telah menelan korban sekitar 6.000 jiwa tahun ini dan kota itu sekarang kehabisan peti mati, Selasa, (29/3/2022). Keterbatasan ruang membuat kremasi menjadi praktik pemakaman umum di wilayah pulau berpenduduk padat di lepas pantai daratan China dan peti mati pun menjadi langka.
Menjawab kelangkaan peti mati, beberapa perusahaan menawarkan alternatif seperti peti kardus yang ramah lingkungan. LifeArt Asia memiliki peti kardus yang terbuat dari serat kayu daur ulang yang dapat disesuaikan dengan desain pada eksteriornya.
Wilson Tong, CEO LifeArt Asia, menunjukkan sampel material peti mati kardus di pabrik Tong di Hong Kong, Jumat, (18/3/2022).
Pabrik LifeArt Asia di Aberdeen, distrik selatan Hong Kong, mampu memproduksi hingga 50 peti mati sehari.
Tong mengatakan masih ada beberapa penolakan untuk menggunakan peti mati yang terbuat dari karton. Namun dia mencatat perusahaan memiliki desain yang dapat mencerminkan agama atau hobi dan peti mati bahkan dapat memiliki warna yang dipersonalisasi.
Perusahaan mengatakan peti mati kardusnya, ketika dibakar selama kremasi, mengeluarkan 87% lebih sedikit gas rumah kaca dibandingkan dengan yang terbuat dari kayu atau pengganti kayu lain.
Setiap peti mati LifeArt memiliki berat sekitar 10,5 kilogram (23 pon) dan dapat membawa tubuh yang beratnya mencapai 200 kilogram (441 pon).
Hong Kong telah melaporkan rata-rata sekitar 200 kematian setiap hari selama seminggu terakhir karena banyak penduduk lanjut usia yang tidak divaksinasi meninggal karena COVID-19. Lonjakan telah membebani kamar mayat, dan wadah berpendingin digunakan untuk menyimpan mayat sementara.