Mantul! Mahasiswi di Sulbar Sukses Ekspor Sapu Lidi ke India

Sadariah (22), mahasiswi asal Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar) menjadi perhatian setelah sukses menjadi eksportir sapu lidi. Sadariah baru saja mengekspor sapu lidi sebanyak 25 ton ke India. Keberhasilannya itu, tidak terlepas dari kerja keras dan semangatnya untuk sukses. Selain juga mengedepankan rasa tanggung jawab, sehingga bisa mendapatkan kepercayaan banyak pihak.

Cerita Sadariah menjadi eksportir sapu lidi bermula ketika pandemi COVID-19 melanda pada awal 2020 lalu. Kondisi itu membuat Sadariah yang sedang menuntut ilmu di salah satu perguruan tinggi di Surabaya, pulang kampung. Sejumlah usaha sempat digeluti, namun hasilnya tidak seperti yang diharapkan.

Melihat potensi alam yang melimpah di kampung halamannya, Sadariah kemudian mendirikan perusahaan bernama CV Coco Mandar Indonesia. Perusahaan ini bergerak di bidang hasil bumi, khususnya turunan kelapa. Hasil bumi tersebut dipromosikan melalui website bernama cocomandar.com.

Awalnya, Sadariah tidak terpikir mempromosikan sapu lidi melalui cocomandar.com miliknya. Hingga akhirnya beberapa bulan kemudian, seorang buyer (pembeli) yang mengaku berasal dari India, menghubungi dan menawarkan kerja sama.

Walau sempat merasa ragu, Sadariah akhirnya meyakini tawaran kerja sama tersebut, setelah buyer mengirim uang muka sebagai tanda jadi. Sebelumnya, Sadariah telah menyampaikan kepada buyer, terkait keterbatasannya pada saat itu. Keraguan warga akhirnya berhasil dijawab Sadariah, dengan kesuksesan melakukan ekspor perdana pada Jumat (23/4) lalu. Ekspor tersebut berhasil melambungkan nama Sadariah lantaran ditandai dengan pengguntingan pita serta pemecahan kendi, yang dilakukan sejumlah pihak di antaranya Gubernur Sulawesi Barat Ali Baal Masdar, Bupati Polewali Mandar Andi Ibrahim Masdar, serta Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Wisnu Masisa.

Sadariah (22), mahasiswi asal Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar) menjadi perhatian setelah sukses menjadi eksportir sapu lidi. Sadariah baru saja mengekspor sapu lidi sebanyak 25 ton ke India. Keberhasilannya itu, tidak terlepas dari kerja keras dan semangatnya untuk sukses. Selain juga mengedepankan rasa tanggung jawab, sehingga bisa mendapatkan kepercayaan banyak pihak.
Cerita Sadariah menjadi eksportir sapu lidi bermula ketika pandemi COVID-19 melanda pada awal 2020 lalu. Kondisi itu membuat Sadariah yang sedang menuntut ilmu di salah satu perguruan tinggi di Surabaya, pulang kampung. Sejumlah usaha sempat digeluti, namun hasilnya tidak seperti yang diharapkan.
Melihat potensi alam yang melimpah di kampung halamannya, Sadariah kemudian mendirikan perusahaan bernama CV Coco Mandar Indonesia. Perusahaan ini bergerak di bidang hasil bumi, khususnya turunan kelapa. Hasil bumi tersebut dipromosikan melalui website bernama cocomandar.com.
Awalnya, Sadariah tidak terpikir mempromosikan sapu lidi melalui cocomandar.com miliknya. Hingga akhirnya beberapa bulan kemudian, seorang buyer (pembeli) yang mengaku berasal dari India, menghubungi dan menawarkan kerja sama.
Walau sempat merasa ragu, Sadariah akhirnya meyakini tawaran kerja sama tersebut, setelah buyer mengirim uang muka sebagai tanda jadi. Sebelumnya, Sadariah telah menyampaikan kepada buyer, terkait keterbatasannya pada saat itu. Keraguan warga akhirnya berhasil dijawab Sadariah, dengan kesuksesan melakukan ekspor perdana pada Jumat (23/4) lalu. Ekspor tersebut berhasil melambungkan nama Sadariah lantaran ditandai dengan pengguntingan pita serta pemecahan kendi, yang dilakukan sejumlah pihak di antaranya Gubernur Sulawesi Barat Ali Baal Masdar, Bupati Polewali Mandar Andi Ibrahim Masdar, serta Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Wisnu Masisa.