Intip Pembuatan Suvenir KTT G20 yang Diolah dari Limbah Plastik

Menyambut KTT G-20 di Bali, salah satu rumah perajin di Serangan, Denpasar, Bali, tampak sibuk mempersiapkan produk-produk terbaiknya untuk dijadikan suvenir dalam event internasional tersebut.
Sebanyak ratusan produk dari Komunitas Partnership Kura-kura Bali dengan masyarakat Desa Serangan akan ditampilkan dalam KTT G-20.
Uniknya kerajinan tersebut dibuat dari sampah plastik yang berada di sekitar Serangan, Denpasar, Bali.
Hal ini disampaikan oleh Koordinator Komunitas Partnership Kura-kura Bali dengan masyarakat Desa Serangan, I Wayan Patut, ketika ditemui detikBali pada Senin (23/5).
Total sebanyak 10 jenis kerajinan akan ditampilkan dan dijadikan sebagai suvenir kepada delegasi KTT G-20 nantinya.
Dalam pembuatan kerajinan-kerajinan tersebut, kata I Wayan Patut, pihaknya telah melakukan persiapan sejak 6 bulan lalu. Selain itu, pihaknya juga berharap bisa mendapatkan berbagai masukan, baik dalam hal desain hingga pemasaran.
Menurutnya, ia bersama 12 warga Serangan, Bali, sejak tahun 2016 telah menginisiasi pembuatan produk kerajinan yang berasal dari sampah plastik.
Dalam pembuatan kerajinan-kerajinan, pihaknya dibantu oleh masyarakat sekitar dalam penyuplaian sampah plastik. Dari sanalah kemudian sampah-sampah plastik akan diolah menjadi berbagai produk.
Menyambut KTT G-20 di Bali, salah satu rumah perajin di Serangan, Denpasar, Bali, tampak sibuk mempersiapkan produk-produk terbaiknya untuk dijadikan suvenir dalam event internasional tersebut.
Sebanyak ratusan produk dari Komunitas Partnership Kura-kura Bali dengan masyarakat Desa Serangan akan ditampilkan dalam KTT G-20.
Uniknya kerajinan tersebut dibuat dari sampah plastik yang berada di sekitar Serangan, Denpasar, Bali.
Hal ini disampaikan oleh Koordinator Komunitas Partnership Kura-kura Bali dengan masyarakat Desa Serangan, I Wayan Patut, ketika ditemui detikBali pada Senin (23/5).
Total sebanyak 10 jenis kerajinan akan ditampilkan dan dijadikan sebagai suvenir kepada delegasi KTT G-20 nantinya.
Dalam pembuatan kerajinan-kerajinan tersebut, kata I Wayan Patut, pihaknya telah melakukan persiapan sejak 6 bulan lalu. Selain itu, pihaknya juga berharap bisa mendapatkan berbagai masukan, baik dalam hal desain hingga pemasaran.
Menurutnya, ia bersama 12 warga Serangan, Bali, sejak tahun 2016 telah menginisiasi pembuatan produk kerajinan yang berasal dari sampah plastik.
Dalam pembuatan kerajinan-kerajinan, pihaknya dibantu oleh masyarakat sekitar dalam penyuplaian sampah plastik. Dari sanalah kemudian sampah-sampah plastik akan diolah menjadi berbagai produk.