Sri Lanka Bangkrut, Warga Antre Beli BBM Pakai Ini

Seorang warga menunjukkan kertas bertuliskan token untuk membeli BBM saat tengah mengantre membeli bahan bakar di Kolombo, Sri Lanka, Senin (27/6/2022).

Krisis ekonomi membuat warga Sri Lanka mengantre berhari-hari agar dapat membeli BBM.  

Penampakan salah satu SPBU yang ada di wilayah Kolombo saat sejumlah warga mengantre untuk membeli BBM, Senin (27/6/2022).  

Untuk dapat membeli BBM, warga pun diminta menunjukkan kertas yang bertuliskan informasi terkait jenis kendaraan, nomor, kendaraan, nama pemilik kendaraan hingga nomor telepon yang dapat dihubungi.

Sementara itu, pemandangan antrean untuk mengisi tangki bahan bakar menjadi makanan sehari-hari di wilayah Sri Lanka. Tak jarang warga tertidur di dalam kendaraannya saat mengantri membeli BBM.

Ada pula warga yang menunggu waktu antrean dengan bermain kartu.

Sebagai informasi, krisis ekonomi membuat warga Sri Lanka ramai-ramai melakukan penghematan energi, mulai dari menutup toko pada jam 8 malam, menutup sekolah, sampai tak menyalakan penyejuk udara.  

Krisis ini bahkan menyebabkan ekonomi Sri Lanka runtuh hingga dicap bangkrut. Negara berpenduduk 22 juta orang itu gagal membayar utang luar negeri (ULN) yang mencapai US$ 51 miliar atau Rp 754,8 triliun (kurs Rp 14.800).

Seorang warga menunjukkan kertas bertuliskan token untuk membeli BBM saat tengah mengantre membeli bahan bakar di Kolombo, Sri Lanka, Senin (27/6/2022).
Krisis ekonomi membuat warga Sri Lanka mengantre berhari-hari agar dapat membeli BBM.  
Penampakan salah satu SPBU yang ada di wilayah Kolombo saat sejumlah warga mengantre untuk membeli BBM, Senin (27/6/2022).  
Untuk dapat membeli BBM, warga pun diminta menunjukkan kertas yang bertuliskan informasi terkait jenis kendaraan, nomor, kendaraan, nama pemilik kendaraan hingga nomor telepon yang dapat dihubungi.
Sementara itu, pemandangan antrean untuk mengisi tangki bahan bakar menjadi makanan sehari-hari di wilayah Sri Lanka. Tak jarang warga tertidur di dalam kendaraannya saat mengantri membeli BBM.
Ada pula warga yang menunggu waktu antrean dengan bermain kartu.
Sebagai informasi, krisis ekonomi membuat warga Sri Lanka ramai-ramai melakukan penghematan energi, mulai dari menutup toko pada jam 8 malam, menutup sekolah, sampai tak menyalakan penyejuk udara.  
Krisis ini bahkan menyebabkan ekonomi Sri Lanka runtuh hingga dicap bangkrut. Negara berpenduduk 22 juta orang itu gagal membayar utang luar negeri (ULN) yang mencapai US$ 51 miliar atau Rp 754,8 triliun (kurs Rp 14.800).