Pakai Teknologi Super Canggih, Ini Dia Proyek PLTU Suralaya 2.000 MW

Hutama Karya mengembangkan teknologi ramah lingkungan dalam konstruksi salah satu proyek Engineering, Procurement, & Construction (EPC)-nya yakni Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya 2x1.000 MW yang berlokasi di Cilegon, Banten.

Direktur Operasi II Hutama Karya, Ferry Febrianto mengatakan bahwa dalam menggarap PLTU Suralaya, Hutama Karya mengadopsi teknologi Ultra-Super Critical dan sistem penanganan polusi gas buang yang canggih. Teknologi Ultra Super Critical (USC) memungkinkan pembangkit ini menghasilkan listrik secara efisien dan biaya yang efisien karena membutuhkan jumlah batu bara dan fuel oil yang lebih sedikit dari sistem pembangkit lainnya.

Selain itu, gas hasil buangan juga di-treatment lebih lanjut agar memenuhi standard lingkungan hidup yang berlaku. Perlu diketahui, sesuai peraturan, standar baku mutu untuk kandungan gas buang PLTU seperti SOx, Partikulat, dan NOx masing-masing adalah 550 mg/Nm3, 100 mg/Nm3 dan 550 mg/Nm3.

Selain USC, PLTU Suralaya dilengkapi dengan sistem penanganan gas buang yang canggih. Proyek ini menggunakan sistem Electrostatic Precipitator, Flue Gas Desulphuration System dan Selective Catalytic Converter. Sistem-sistem tersebut memiliki fungsinya masing-masing dimana gas buang dari hasil pembakaran akan disalurkan ke sistem-sistem tersebut sehingga kandungan berbahaya dari gas buang tersebut, seperti Nitrogen Oksida (NOx), Sulphur Oksida (SO2), partikulat padat, dan lainnya dapat dikurangi sampai batas aman atau bahkan dihilangkan.

Hutama Karya mengembangkan teknologi ramah lingkungan dalam konstruksi salah satu proyek Engineering, Procurement, & Construction (EPC)-nya yakni Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya 2x1.000 MW yang berlokasi di Cilegon, Banten.
Direktur Operasi II Hutama Karya, Ferry Febrianto mengatakan bahwa dalam menggarap PLTU Suralaya, Hutama Karya mengadopsi teknologi Ultra-Super Critical dan sistem penanganan polusi gas buang yang canggih. Teknologi Ultra Super Critical (USC) memungkinkan pembangkit ini menghasilkan listrik secara efisien dan biaya yang efisien karena membutuhkan jumlah batu bara dan fuel oil yang lebih sedikit dari sistem pembangkit lainnya.
Selain itu, gas hasil buangan juga di-treatment lebih lanjut agar memenuhi standard lingkungan hidup yang berlaku. Perlu diketahui, sesuai peraturan, standar baku mutu untuk kandungan gas buang PLTU seperti SOx, Partikulat, dan NOx masing-masing adalah 550 mg/Nm3, 100 mg/Nm3 dan 550 mg/Nm3.
Selain USC, PLTU Suralaya dilengkapi dengan sistem penanganan gas buang yang canggih. Proyek ini menggunakan sistem Electrostatic Precipitator, Flue Gas Desulphuration System dan Selective Catalytic Converter. Sistem-sistem tersebut memiliki fungsinya masing-masing dimana gas buang dari hasil pembakaran akan disalurkan ke sistem-sistem tersebut sehingga kandungan berbahaya dari gas buang tersebut, seperti Nitrogen Oksida (NOx), Sulphur Oksida (SO2), partikulat padat, dan lainnya dapat dikurangi sampai batas aman atau bahkan dihilangkan.