BSI Raih Laba Bersih Rp 2,13 Triliun

Direktur Utama BSI Hery Gunardi didampingi Direktur Retail Banking BSI Ngatari, Direktur Information Technology BSI Achmad Syafii, Direktur Finance & Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho, Direktur Risk Management Tiwul Widyastuti, dan Direktur Compliance & Human Capital BSI Tribuana Tunggadewi memberikan paparan kinerja BSI kuartal II/2022, Kamis (25/8/2022).
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, kinerja BSI yang solid pada pertengahan tahun ini dipengaruhi oleh kemampuan perseroan menjaga keseimbangan seluruh rasio keuangan sehingga bertumbuh sehat dan intermediasi yang terus membaik. Hal tersebut mendukung profitabilitas BSI terus meningkat, dengan laba bersih tumbuh double digit menjadi Rp 2,13 triliun per Juni 2022.
Hery Gunardi mengatakan, untuk laba akhir tahun 2022 ini ia menargetkan di kisaran 30-35% dibandingkan dengan tahun lalu.
Mengenai faktor pendorongnya, Hery Gunardi menjelaskan yang pertama ialah margin aset, sejalan dengan ekspansi pembiayaan yang sehat dan sustain dengan pertumbuhan aset yang kita canangkan di atas 12%. Kemudian yang kedua ialah perbaikan kualitas pembiayaan sehingga Npf mengalami penurunan sekitar 2,75%.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi didampingi Direktur Retail Banking BSI Ngatari, Direktur Information Technology BSI Achmad Syafii, Direktur Finance & Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho, Direktur Risk Management Tiwul Widyastuti, dan Direktur Compliance & Human Capital BSI Tribuana Tunggadewi memberikan paparan kinerja BSI kuartal II/2022, Kamis (25/8/2022).
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, kinerja BSI yang solid pada pertengahan tahun ini dipengaruhi oleh kemampuan perseroan menjaga keseimbangan seluruh rasio keuangan sehingga bertumbuh sehat dan intermediasi yang terus membaik. Hal tersebut mendukung profitabilitas BSI terus meningkat, dengan laba bersih tumbuh double digit menjadi Rp 2,13 triliun per Juni 2022.
Hery Gunardi mengatakan, untuk laba akhir tahun 2022 ini ia menargetkan di kisaran 30-35% dibandingkan dengan tahun lalu.
Mengenai faktor pendorongnya, Hery Gunardi menjelaskan yang pertama ialah margin aset, sejalan dengan ekspansi pembiayaan yang sehat dan sustain dengan pertumbuhan aset yang kita canangkan di atas 12%. Kemudian yang kedua ialah perbaikan kualitas pembiayaan sehingga Npf mengalami penurunan sekitar 2,75%.