Sejumlah pekerja terlihat di proyek MRT Fase 2, Glodok, Jakarta Barat, Kamis (25/8).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan biaya yang harus dikeluarkan untuk membangun MRT Jakarta North-South fase II alias Bundaran HI-Jakarta Kota membengkak, dari perencanaan semula Rp 22,5 triliun menjadi Rp 26 triliun.
Airlangga menjelaskan biaya membengkak karena proses pembangunannya cukup kompleks. Ditambah kondisi lahan tidak stabil.
Dalam rancangan awal, MRT Jakarta north-south fase II akan berakhir di Ancol Barat. Dikarenakan kondisi lahan tidak stabil, pemerintah sedang mencari alternatif tempat lain.
Rentang MRT Jakarta North-South fase II mencapai 12,3 kilometer (km) dan seluruhnya bawah tanah. Ini berbeda dengan proyek sebelumnya di mana rentang MRT Jakarta North-South fase I mencapai 15,7 km di mana 5,7 km bawah tanah dan sisanya di atas tanah.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya sedang meminta timnya untuk mengevaluasi pembengkakan biaya proyek MRT Jakarta tersebut. Dia menyebut akan mengusahakan agar tidak perlu sampai ada pinjaman tambahan.
Sebelumnya, lima lembaga menyatakan komitmen untuk memberi dukungan pendanaan pada proyek MRT Jakarta fase dua, tiga, dan empat. Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan ada beberapa pihak luar negeri yang sudah berkomitmen untuk mendukung pembangunan MRT Jakarta.
Pendanaan datang dari Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA), European Investment Bank (EIB), dan Asian Development Bank. Kemudian, UK Export Finance, dan Korea Selatan yang secara khusus ingin mendukung pembangunan MRT fase keempat.