Penampakan Emas yang Harganya Lagi Ancur-ancuran

Kalau ditarik sejak awal tahun 2022, harga emas Antam kini telah mengalami penurunan yang cukup jauh sejak harga tertingginya. Dilansir melalui situs Logam Mulia, harga emas sempat mencapai yang tertinggi pada 9 Maret lalu, yakni di Rp 1.036.000. ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA.
Sementara itu, kini grafik harga logam mulia itu semakin hari semakin landai. Di mana per 16 September hari ini, harga emas Antam berada di Rp 933.000.000/gram. Dari data tersebut, apabila kita sandingkan, terlihat ada selisih sekitar Rp 103.000. Kartika Sari/detikSumut.
Pergerakan harga emas Antam ini sejalan dengan harga emas dunia yang juga tengah dalam tren penurunan. Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, harga emas per 15 September kemarin merupakan yang terendah dalam 2022, yakni mencapai US$ 1.660/oz. ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA.
Di sisi lain, dirinya meyakini angka tersebut akan terus menurun seiring dengan inflasi AS dan bank sentralnya yang akan menaikkan suku bunga acuan pada bulan ini. Agung Pambudhy/detikFoto.
"Terhitung akan turun US$ 1.650/oz atau di bawahnya kemungkinan besar di tanggal 21 atau 22 September, di mana Bank Sentral Amerika akan menaikkan suku bunga 75 bp atau di 100 bp," kata Ibrahim, kepada detikcom, Jumat (16/09/2022). ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA.
"Kita deal-dealan nih, kira-kira di berapa. Tapi kalau saya ada, kemungkinan besar bahwa emas dunia akan dibawah US$ 1.650/oz, kemungkinan di US$ 1.600-an/oz. Tapi saya menggunakan angka US$ 1.650/oz karena lebih moderat lah," jelasnya. Agung Pambudhy/detikFoto.
Sementara itu, Ibrahim menyampaikan, puncak harga emas di tahun ini terjadi di 1 Maret 2022 lalu, yakni di US$ 2.070/oz. Kenaikan itu terjadi saat Rusia mulai melakukan operasi khusus ke Ukraina. Dengan demikian, apabila kita bandingkan, telah terjadi penurunan yang cukup jauh mencapai US$ 410/oz atau setara Rp 6,15 juta/oz. Agung Pambudhy/detikFoto.
Menurut Ibrahim, hal ini terjadi lantaran harga emas sangat erat kaitannya dengan kondisi perekonomian global, terutama menyangkut inflasi AS yang tembus di atas 8% serta Rusia yang akan menghentikan aliran minyak dan gasnya ke Eropa, mengindikasikan Eropa berkemungkinan akan mengalami inflasi cukup tinggi. Muhammad Aminudin/detikcom.
Lebih lanjut, Analis Komoditas Ariston Tjendra mengungkapkan, belakangan muncul ekspektasi bahwa Bank Sentral AS akan menaikan sebesar 100 basis poin, lebih tinggi dari sebelumnya 75 basis poin. Grandyos Zafna/detikFoto.