Semangat Petani Sawit Wanita di Kalimantan Barat

Wati (44), sedang memanen sawit di Kecamatan Jagoi Babang, Kalimantan Barat. Menurutnya, salah satu pekerjaan berat yang mesti dilakukan olehnya yakni mengangkut tandan buah sawit yang beratnya sekitar 15-25 kg per tandan.
Satu demi satu sawit yang telah dipanen dipindahkan olehnya dengan sekuat tenaga. Setiap hari Wati bisa mengangkat hingga ratusan tandan per hari.
Selain menjadi buruh sawit wanita, Wati merupakan seorang transmigran asal Pangandaran, Jawa Barat, yang memutuskan untuk merantau ke Kalimantan Barat sejak 9 tahun lalu.
Wati mengatakan setiap hari harus memulai pekerjaan sejak jam 7 pagi hingga jam 4 sore. Adapun pekerjaan yang dilakukan yakni perawatan kebun hingga panen sawit.
Selain sosok Wati di kebun sawit ini juga terdapat seorang balita umur 3 tahun bernama Lara dan ibunya bernama Desi (27).
Lara merupakan cucu dari Wati yang ikut mencari reruntuhan sawit di kebun.
Desi mengatakan terpaksa mengajak sang anak untuk pergi ke kebun, sebab sang anak sangat jenuh di rumah.
Berbeda dengan Wati. Desi dan Lara hanya bertugas untuk memungut buah sawit yang berjatuhan di dekat pohon, keduanya lantas memasukkan ke dalam karung.
Desi dan Lara sedang beristirahat usai membantu memanen sawit.
Desi dan Lara juga turut dibantu sang ayah yang bertugas memotong buah sawit dari pohonnya.
Untuk satu karungnya dihargai Rp 10.000 rupiah.
detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!
Wati (44), sedang memanen sawit di Kecamatan Jagoi Babang, Kalimantan Barat. Menurutnya, salah satu pekerjaan berat yang mesti dilakukan olehnya yakni mengangkut tandan buah sawit yang beratnya sekitar 15-25 kg per tandan.
Satu demi satu sawit yang telah dipanen dipindahkan olehnya dengan sekuat tenaga. Setiap hari Wati bisa mengangkat hingga ratusan tandan per hari.
Selain menjadi buruh sawit wanita, Wati merupakan seorang transmigran asal Pangandaran, Jawa Barat, yang memutuskan untuk merantau ke Kalimantan Barat sejak 9 tahun lalu.
Wati mengatakan setiap hari harus memulai pekerjaan sejak jam 7 pagi hingga jam 4 sore. Adapun pekerjaan yang dilakukan yakni perawatan kebun hingga panen sawit.
Selain sosok Wati di kebun sawit ini juga terdapat seorang balita umur 3 tahun bernama Lara dan ibunya bernama Desi (27).
Lara merupakan cucu dari Wati yang ikut mencari reruntuhan sawit di kebun.
Desi mengatakan terpaksa mengajak sang anak untuk pergi ke kebun, sebab sang anak sangat jenuh di rumah.
Berbeda dengan Wati. Desi dan Lara hanya bertugas untuk memungut buah sawit yang berjatuhan di dekat pohon, keduanya lantas memasukkan ke dalam karung.
Desi dan Lara sedang beristirahat usai membantu memanen sawit.
Desi dan Lara juga turut dibantu sang ayah yang bertugas memotong buah sawit dari pohonnya.
Untuk satu karungnya dihargai Rp 10.000 rupiah.
detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!