Yuk Intip Jeroan Pabrik Bahan Baku Obat Pertama RI di Cikarang

PT Kimia Farma Tbk (KAEF) mendorong perkembangan industri bahan baku obat (BBO) bersinergi dengan perusahaan farmasi Korea Selatan membentuk PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP).
Pabrik KFSP berada di Cikarang, Jawa Barat terdapat dua tempat produksi yang terpisah, antara lain pabrik produksi khusus Iodine dan multi purpose. Untuk produksi iodine, per tahunnya bisa mencapai 150 ton. Sedangkan untuk pabrik multi purpose-nya, ada di kisaran 70-100 ton per tahunnya. Kimia Farma juga memiliki Iodium Crude Mining yang telah mendukung sebagian kebutuhan produksi BBO dalam negeri. Sebagian iodium dalam bentuk crude diekspor ke China dan India, serta sebagiannya diproses oleh KFSP sendiri untuk diproses menjadi Povidone Iodine.
Sejumlah BBO yang telah diproduksi di antaranya Simvastatin, Atorvastatin, Clopidogrel, hingga Iodium Povidon. Pemerintah menargetkan produksi 28 BBO bisa tercapai pada 2024. Dengan demikian, impor BBO bisa berkurang hingga 20%. Apabila dapat terwujud, pemerintah dapat berhemat hingga Rp 3,7 triliun.
Dari segi komersial, kini BBO hasil produksi KFSP baru dipergunakan untuk keperluan produksi Kimia Farma.
Hingga saat ini, angka impor BBO untuk industri obat dalam negeri terpaut sangat tinggi mencapai 95%. Bagaimana tidak, jumlah industri RI yang membutuhkan BBO capai 240 industri. Sementara perusahaan lokal yang memproduksi BBO hanya KFSP.
PT Kimia Farma Tbk (KAEF) mendorong perkembangan industri bahan baku obat (BBO) bersinergi dengan perusahaan farmasi Korea Selatan membentuk PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP).
Pabrik KFSP berada di Cikarang, Jawa Barat terdapat dua tempat produksi yang terpisah, antara lain pabrik produksi khusus Iodine dan multi purpose. Untuk produksi iodine, per tahunnya bisa mencapai 150 ton. Sedangkan untuk pabrik multi purpose-nya, ada di kisaran 70-100 ton per tahunnya. Kimia Farma juga memiliki Iodium Crude Mining yang telah mendukung sebagian kebutuhan produksi BBO dalam negeri. Sebagian iodium dalam bentuk crude diekspor ke China dan India, serta sebagiannya diproses oleh KFSP sendiri untuk diproses menjadi Povidone Iodine.
Sejumlah BBO yang telah diproduksi di antaranya Simvastatin, Atorvastatin, Clopidogrel, hingga Iodium Povidon. Pemerintah menargetkan produksi 28 BBO bisa tercapai pada 2024. Dengan demikian, impor BBO bisa berkurang hingga 20%. Apabila dapat terwujud, pemerintah dapat berhemat hingga Rp 3,7 triliun.
Dari segi komersial, kini BBO hasil produksi KFSP baru dipergunakan untuk keperluan produksi Kimia Farma.
Hingga saat ini, angka impor BBO untuk industri obat dalam negeri terpaut sangat tinggi mencapai 95%. Bagaimana tidak, jumlah industri RI yang membutuhkan BBO capai 240 industri. Sementara perusahaan lokal yang memproduksi BBO hanya KFSP.