Kisah Udin Zie, Perantau yang Terusir Kini Raup Cuan Jutaan Rupiah

Bermodal keberanian dan dukungan dari keluarga, Udin Zia merantau ke Maluku meninggalkan kampung halaman di Buton, Sulawesi Tenggara. Bermodalkan uang pemberian orang tua, ia berencana membuka kios sembako di suatu daerah di Tanimbar.

Namun, nasib baik belum berpihak pada Labesi. Masyarakat di tempatnya menyewa kios tak mau menerima perantau untuk berusaha lantaran khawatir daerah mereka diinvasi para pendatang. Jadilah Labesi mengurungkan rencana usaha dan angkat kaki dari daerah tersebut.

Akhirnya Udin Zia pindah ke Saumlaki. Gagal berbisnis sembako, ia mencoba ikhtiar baru dengan berbisnis perkakas. Bukan di kios, melainkan hanya di sebuah meja berukuran 2x1 meter. Ia membuka lapaknya di bawah pohon mangga di area Pasar Omele.

Meski penghasilannya tak seberapa, Labesi dengan tekun menjalani usahanya itu. Ia mengingat penghasilannya per hari tak menentu. Kisaran Rp 100-200 ribu. Roller coaster kehidupan masih dialami Labesi. Beberapa kali ia ditertibkan petugas lantaran lapaknya dianggap mengganggu ketertiban.

Di tengah kepahitan yang dialami, Labesi meyakini manisnya nasib baik bakal menghampiri. Benar saja, ia mendapatkan kesempatan untuk membesarkan usaha setelah ditawari kredit usaha oleh BRI sekitar tahun 2010. Meski sempat ragu, ia mengambil pinjaman Rp 20 juta.

Dari uang pinjaman itu, ia bisa menambah modal dan menyewa kios di pasar Omele. Labesi mengambil barang-barang perkakas dari Surabaya dengan jumlah lebih banyak dari sebelumnya. Usaha alat perkakasnya pun mulai merangkak naik.

Roda kehidupan akhirnya membawa Labesi mendaki kesuksesan. Kehidupannya di perantauan semakin sejahtera. Tahun ke tahun berlalu, Labesi mengembangkan bisnisnya. Ia membuka toko sembako dan kini fokus pada usaha sparepart sepeda motor. Dari ketiga bisnisnya, setidaknya ia mengantongi omzet Rp 8 jutaan per hari.

detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!

Bermodal keberanian dan dukungan dari keluarga, Udin Zia merantau ke Maluku meninggalkan kampung halaman di Buton, Sulawesi Tenggara. Bermodalkan uang pemberian orang tua, ia berencana membuka kios sembako di suatu daerah di Tanimbar.
Namun, nasib baik belum berpihak pada Labesi. Masyarakat di tempatnya menyewa kios tak mau menerima perantau untuk berusaha lantaran khawatir daerah mereka diinvasi para pendatang. Jadilah Labesi mengurungkan rencana usaha dan angkat kaki dari daerah tersebut.
Akhirnya Udin Zia pindah ke Saumlaki. Gagal berbisnis sembako, ia mencoba ikhtiar baru dengan berbisnis perkakas. Bukan di kios, melainkan hanya di sebuah meja berukuran 2x1 meter. Ia membuka lapaknya di bawah pohon mangga di area Pasar Omele.
Meski penghasilannya tak seberapa, Labesi dengan tekun menjalani usahanya itu. Ia mengingat penghasilannya per hari tak menentu. Kisaran Rp 100-200 ribu. Roller coaster kehidupan masih dialami Labesi. Beberapa kali ia ditertibkan petugas lantaran lapaknya dianggap mengganggu ketertiban.
Di tengah kepahitan yang dialami, Labesi meyakini manisnya nasib baik bakal menghampiri. Benar saja, ia mendapatkan kesempatan untuk membesarkan usaha setelah ditawari kredit usaha oleh BRI sekitar tahun 2010. Meski sempat ragu, ia mengambil pinjaman Rp 20 juta.
Dari uang pinjaman itu, ia bisa menambah modal dan menyewa kios di pasar Omele. Labesi mengambil barang-barang perkakas dari Surabaya dengan jumlah lebih banyak dari sebelumnya. Usaha alat perkakasnya pun mulai merangkak naik.
Roda kehidupan akhirnya membawa Labesi mendaki kesuksesan. Kehidupannya di perantauan semakin sejahtera. Tahun ke tahun berlalu, Labesi mengembangkan bisnisnya. Ia membuka toko sembako dan kini fokus pada usaha sparepart sepeda motor. Dari ketiga bisnisnya, setidaknya ia mengantongi omzet Rp 8 jutaan per hari.
detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!