Diguncang Gempa, 2 Gedung Sekolah Ini Tetap Tegak Berdiri

Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya telah melaksanakan rehabilitasi dan renovasi sarana prasarana bagi 12 sekolah di Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bogor.
 
12 sekolah itu meliputi SDN Cibantala 1, SDN Kidang Kencana, SDN Sirnagalih, SDN Leles, SDN Mekarsari, SDN Puncakwangi, SDN Selaawi, SDN Simpang 1, SDN Bojong Koneng, SDN Gelarpawitan, SMPN 4 Cidaun dan SDN Rengasjajar.
 
Pekerjaan dilaksanakan selama 180 hari kerja dengan nilai kontrak sebesar Rp23,6 miliar.
 
Dua diantara 12 sekolah tersebut, dibangun dengan konstruksi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) yaitu SDN Cibantala 1 dan SDN Kidang Kencana.
 
Pada bencana gempa bumi berskala 5,6 SR yang terjadi beberapa waktu lalu di Kabupaten Cianjur, kedua sekolah tersebut tidak terdampak atau mengalami kerusakan karena menerapkan teknologi RISHA yang merupakan bangunan tahan gempa.
 
Direktur Jenderal Perumahan Iwan Suprijanto menerangkan, metode RISHA tidak hanya dapat diterapkan pada pembangunan rumah saja, tetapi juga pada fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos), termasuk salah satunya sekolah.
Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya telah melaksanakan rehabilitasi dan renovasi sarana prasarana bagi 12 sekolah di Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bogor. 
12 sekolah itu meliputi SDN Cibantala 1, SDN Kidang Kencana, SDN Sirnagalih, SDN Leles, SDN Mekarsari, SDN Puncakwangi, SDN Selaawi, SDN Simpang 1, SDN Bojong Koneng, SDN Gelarpawitan, SMPN 4 Cidaun dan SDN Rengasjajar. 
Pekerjaan dilaksanakan selama 180 hari kerja dengan nilai kontrak sebesar Rp23,6 miliar. 
Dua diantara 12 sekolah tersebut, dibangun dengan konstruksi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) yaitu SDN Cibantala 1 dan SDN Kidang Kencana. 
Pada bencana gempa bumi berskala 5,6 SR yang terjadi beberapa waktu lalu di Kabupaten Cianjur, kedua sekolah tersebut tidak terdampak atau mengalami kerusakan karena menerapkan teknologi RISHA yang merupakan bangunan tahan gempa. 
Direktur Jenderal Perumahan Iwan Suprijanto menerangkan, metode RISHA tidak hanya dapat diterapkan pada pembangunan rumah saja, tetapi juga pada fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos), termasuk salah satunya sekolah.