Salah satu pedagang lato-lato di Pasar Asemka mengaku bisa menjual hingga 600 pasang lato-lato. "Nggak tentu. Ini aja baru mau dikirim satu karung, 600 pasang berarti ada 1.200 (buah). Saya tadi sudah kirim di box 600 pasang," kata salah satu pedagang lato-lato, Dori, kepada detikcom, Senin (2/1/2023). Foto: (Almadinah Putri Brilian/detikcom)
Dori menjual lato-lato dalam bentuk satuan maupun lusinan. Satu pasang lato-lato dibanderol Rp 10.000, sementara satu lusin lato-lato dibanderol Rp 60.000. Foto: (Almadinah Putri Brilian/detikcom)
Untuk omzetnya sendiri, Dori mengaku hanya mengambil Rp 200 per pasang lato-lato dan modal yang dikeluarkan per pasang lato-lato Rp 4.800. "Ya paling ambilnya Rp 200 perak per pasang. Kan kita jualnya grosir lagi. Abis beli grosir kita jual grosir lagi, emang ambil Rp 200 perak doang," tuturnya. Foto: (Almadinah Putri Brilian/detikcom)
Dengan asumsi lato-lato yang dijual per lusin Rp 60.000, jika dalam sehari dapat menjual hingga 600 pasang, maka dapat diasumsikan omzetnya sehari mencapai Rp 3.000.000. Foto: (Almadinah Putri Brilian/detikcom)
Pedagang lainnya mengaku, dalam sehari bisa menjual satu sampai dua lusin lato-lato. Harga yang ditawarkan yaitu Rp 10.000 per pasang dan Rp 15.000 untuk 2 pasang. Foto: (Almadinah Putri Brilian/detikcom)
Sementara itu, salah satu penjual grosir lato-lato, Eliana, mengaku dapat menjual hingga 5 karung lato-lato dalam sehari. Sebagai informasi, 1 karung lato-lato berisi 500-600 pasang. Foto: (Almadinah Putri Brilian/detikcom)
Untuk harga yang dijual pun beragam, tergantung dari bahan yang digunakan dan ukurannya. "Kalau di sini harga grosirnya ada yang kena Rp 48.000, Rp 60.000 selusinnya. Macam-macam, ada yang kena Rp 45.000, Rp 54.000, beda-beda sih," tutur Eliana. Foto: (Almadinah Putri Brilian/detikcom)