Potret Maneken Berkerudung-Bertopeng di Bawah Aturan Taliban

Kepala maneken ditutupi di toko pakaian wanita di Kabul, Afghanistan, Senin (26/12/2022). Di bawah kekuasaan Taliban, manekin di toko pakaian wanita di ibu kota Afghanistan, Kabul, menjadi pemandangan yang menghantui.

Kepala maneken yang ditutup kain adalah salah satu simbol kekuasaan Taliban atas Afghanistan. Namun di satu sisi, maneken itu jadi fenomena perlawanan sekaligus kreativitas pedagang pakaian Kabul.  

Awalnya, Taliban ingin boneka-boneka di toko langsung dipenggal. Tidak lama setelah mereka merebut kekuasaan pada Agustus 2021, Kementerian Wakil dan Kebajikan Taliban memutuskan bahwa semua manekin harus disingkirkan dari jendela toko atau kepalanya dilepas.  

Taliban mendasarkan perintah itu pada interpretasi ketat hukum Islam yang melarang patung dan gambar berbentuk manusia karena dapat disembah sebagai berhala. Pelarangan itu dinilai terkait dengan kampanye Taliban untuk memaksa perempuan keluar dari mata publik.  

Beberapa penjual pakaian patuh pada aturan Taliban. Namun beberapa pedagang lainnya tidak. Yang tak setuju mengeluh tidak dapat memajang pakaian dagangan mereka dengan benar atau harus merusak manekin yang berharga. Pemilik toko kemudian harus menyeimbangkan antara mematuhi Taliban dan berusaha menarik pelanggan.  

Berbagai solusi yang pedagang hasilkan dipajang di Jalan Lycee Maryam, jalan komersial kelas menengah yang dipenuhi toko pakaian di bagian utara Kabul. Jendela toko dan ruang display dipenuhi dengan manekin perempuan bergaun malam dan gaun yang penuh dengan warna dan dekorasi. Semuanya dalam berbagai jenis penutup kepala.  

Pemilik toko juga perlu menjaga hal-hal menarik apalagi ekonomi Afganistan semakin runtuh sejak pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban.  

Kepala maneken ditutupi di toko pakaian wanita di Kabul, Afghanistan, Senin (26/12/2022). Di bawah kekuasaan Taliban, manekin di toko pakaian wanita di ibu kota Afghanistan, Kabul, menjadi pemandangan yang menghantui.
Kepala maneken yang ditutup kain adalah salah satu simbol kekuasaan Taliban atas Afghanistan. Namun di satu sisi, maneken itu jadi fenomena perlawanan sekaligus kreativitas pedagang pakaian Kabul.  
Awalnya, Taliban ingin boneka-boneka di toko langsung dipenggal. Tidak lama setelah mereka merebut kekuasaan pada Agustus 2021, Kementerian Wakil dan Kebajikan Taliban memutuskan bahwa semua manekin harus disingkirkan dari jendela toko atau kepalanya dilepas.  
Taliban mendasarkan perintah itu pada interpretasi ketat hukum Islam yang melarang patung dan gambar berbentuk manusia karena dapat disembah sebagai berhala. Pelarangan itu dinilai terkait dengan kampanye Taliban untuk memaksa perempuan keluar dari mata publik.  
Beberapa penjual pakaian patuh pada aturan Taliban. Namun beberapa pedagang lainnya tidak. Yang tak setuju mengeluh tidak dapat memajang pakaian dagangan mereka dengan benar atau harus merusak manekin yang berharga. Pemilik toko kemudian harus menyeimbangkan antara mematuhi Taliban dan berusaha menarik pelanggan.  
Berbagai solusi yang pedagang hasilkan dipajang di Jalan Lycee Maryam, jalan komersial kelas menengah yang dipenuhi toko pakaian di bagian utara Kabul. Jendela toko dan ruang display dipenuhi dengan manekin perempuan bergaun malam dan gaun yang penuh dengan warna dan dekorasi. Semuanya dalam berbagai jenis penutup kepala.  
Pemilik toko juga perlu menjaga hal-hal menarik apalagi ekonomi Afganistan semakin runtuh sejak pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban.