Wajah Kereta Makassar-Parepare yang Kini Bisa Melaju 110 Km/Jam

Sejak uji coba terbatas awal Oktober 2022, kereta Makassar-Parepare terus mengalami peningkatan kecepatan. (ANTARA FOTO/Arnas Padda)
Dalam paparan Direktur Jenderal Perkeretaapian Risal Wasal pada Sabtu (21/1/2023), dijelaskan kini kecepatan kereta pertama di Sulawesi Selatan tersebut dapat mencapai 110 km/jam. (Dok. Humas Balai Pengelola Kereta Api Sulawesi Selatan)

Ruas-ruas jalur yang sudah memiliki batas kecepatan hingga 100 km/jam mencakup ruas km 74 - km 90, dan km 18 - km 44 pada segmen B dan segmen F. (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Dengan peningkatan kecepatan ini, waktu tempuh kereta Makassar-Parepare untuk lintas Maros-Garongkong dapat dipangkas menjadi 68 menit dari sebelumnya 86 menit. (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Selain karena faktor pembangunan yang hampir rampung, Risal menjelaskan pengoperasian Kereta dengan kecepatan sedang hingga tinggi tersebut dimungkinkan karena penggunaan jalur rel dengan lebar 1435 mm. Sebagaimana diketahui, lebar jalur ini berbeda dengan jalur KA di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera yang umumnya menggunakan lebar rel 1067 mm. (Dok. Ditjen Perkeretaapian Kemenhub)
Guna mewujudkan optimisme tersebut, Risal menjelaskan bahwa DJKA telah melakukan beragam upaya. Antara lain, dengan mendorong pemanfaatan area stasiun untuk menunjang UMKM asli masyarakat setempat. (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)
Sejak uji coba terbatas awal Oktober 2022, kereta Makassar-Parepare terus mengalami peningkatan kecepatan. (ANTARA FOTO/Arnas Padda)
Dalam paparan Direktur Jenderal Perkeretaapian Risal Wasal pada Sabtu (21/1/2023), dijelaskan kini kecepatan kereta pertama di Sulawesi Selatan tersebut dapat mencapai 110 km/jam. (Dok. Humas Balai Pengelola Kereta Api Sulawesi Selatan)
Ruas-ruas jalur yang sudah memiliki batas kecepatan hingga 100 km/jam mencakup ruas km 74 - km 90, dan km 18 - km 44 pada segmen B dan segmen F. (ANTARA FOTO/Arnas Padda)
Dengan peningkatan kecepatan ini, waktu tempuh kereta Makassar-Parepare untuk lintas Maros-Garongkong dapat dipangkas menjadi 68 menit dari sebelumnya 86 menit. (ANTARA FOTO/Arnas Padda)
Selain karena faktor pembangunan yang hampir rampung, Risal menjelaskan pengoperasian Kereta dengan kecepatan sedang hingga tinggi tersebut dimungkinkan karena penggunaan jalur rel dengan lebar 1435 mm. Sebagaimana diketahui, lebar jalur ini berbeda dengan jalur KA di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera yang umumnya menggunakan lebar rel 1067 mm. (Dok. Ditjen Perkeretaapian Kemenhub)
Guna mewujudkan optimisme tersebut, Risal menjelaskan bahwa DJKA telah melakukan beragam upaya. Antara lain, dengan mendorong pemanfaatan area stasiun untuk menunjang UMKM asli masyarakat setempat. (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)