Tahu Nggak Limbah Tahu Bisa Jadi Bahan Bakar? Nih Lihat!

Di Dusun Giriharja, Sumedang Utara, masyarakatnya ternyata sudah lebih maju dalam menyikapi masalah limbah dari produksi tahu. Mereka menyulapnya menjadi bahan bakar biogas yang bisa digunakan untuk memasak.
Dusun Giriharja telah membangun instalasi pengolahan limbah tahu sejak 2013. Namun pengoperasiannya baru dilakukan pada 2018.
Proses pembuatan biogas diawali dengan menampung seluruh sisa ampas tahu di bak penampungan dengan menggunakan saluran yang dibuat secara khusus.
Sesampainya di bak penampungan, limbah tahu kemudian secara otomatis disedot hingga masuk ke dalam enam tabung reaktor. Mikroba di dalam keenam tabung reaktor di tempat pengolahan limbah akan mengubah ampas tahu menjadi gas metana (biogas) dan air bersih.
Ampas tahu diubah menjadi biogas di enam tabung reaktor. Setelah itu, biogas ditampung di gas bag atau tabung besar untuk disalurkan ke rumah-rumah warga.
Instalasi pengolahan limbah tahu ini merupakan hasil kerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Nanyang Technology University, Singapura.
Sebanyak 56 rumah di RT 005, RW 06 Dusun Giriharja telah menerima manfaat dari inovasi ini.
Saat ini biogas hanya bisa digunakan dari pukul 04.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB dan pukul 14.00 WIB hingga pukul 19.00 WIB.
Setiap bulannya, warga cukup membayar Rp 20 ribu untuk bisa mendapatkan aliran biogas.
Biogas tersebut sangat membantu menekan pengeluaran rumah tangga karena dapat menghemat pemakaian gas elpiji.
Selain memiliki nilai ekonomis, instalasi pengolahan limbah tahu itu juga membuat pabrik tahu di wilayah tersebut menjadi lebih ramah lingkungan. Limbah yang telah diurai menjadi biogas membuat airnya menjadi bersih dan tidak berbau sehingga aman untuk dibuang ke sungai.
Setiap harinya, tempat pengolahan itu menerima limbah dari sembilan pabrik tahu yang ada di wilayah tersebut.