Parah! Laut Filipina Tercemar Minyak Gara-gara Kapal Karam

Nyaris 100.000 orang yang tinggal di Provinsi Oriental Mindoro dekat perairan itu terdampak kehilangan mata pencaharian, menghadapi risiko kesehatan dan dampak lainnya akibat tumpahan minyak.

Seperti dilaporkan kantor berita Jerman DPA dan dilansir The Star, Senin (13/3/2023), tumpahan minyak itu berasal dari kapal tanker bernama MT Princess Empress, yang membawa muatan 800.000 liter minyak industri ketika tenggelam pada 1 Maret lalu di lepas pantai Provinsi Oriental Mindoro, Filipina.

Lokasi insiden itu berjarak sekitar 160 kilometer di sebelah selatan ibu kota Manila.

Gubernur Provinsi Oriental Mindoro, Humerlito Dolor, mengatakan bahwa kapal tanker itu masih mengalami kebocoran. Disebutkan juga oleh Dolor bahwa pemilik kapal tanker itu sedang berupaya mengerahkan sebuah kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh untuk menutup kebocoran tersebut.

Disebutkan juga oleh Dolor bahwa sedikitnya 19.956 keluarga atau lebih dari 99.000 individu telah terdampak tumpahan minyak itu.

Tidak hanya itu, Dolor juga mengatakan bahwa sedikitnya 122 orang mengalami penyakit pernapasan, mual, muntah dan diare akibat tumpahan minyak itu.
Kelompok konser laut Oceana, dalam pernyataan terpisah, memperingatkan bahwa pergerakan arus laut telah membawa sebagian tumpahan minyak ke arah utara, dekat Selat Pulau Verde, yang merupakan salah satu habitat laut dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia dan menjadi rumah bagi ribuan spesies.
Nyaris 100.000 orang yang tinggal di Provinsi Oriental Mindoro dekat perairan itu terdampak kehilangan mata pencaharian, menghadapi risiko kesehatan dan dampak lainnya akibat tumpahan minyak.
Seperti dilaporkan kantor berita Jerman DPA dan dilansir The Star, Senin (13/3/2023), tumpahan minyak itu berasal dari kapal tanker bernama MT Princess Empress, yang membawa muatan 800.000 liter minyak industri ketika tenggelam pada 1 Maret lalu di lepas pantai Provinsi Oriental Mindoro, Filipina.
Lokasi insiden itu berjarak sekitar 160 kilometer di sebelah selatan ibu kota Manila.
Gubernur Provinsi Oriental Mindoro, Humerlito Dolor, mengatakan bahwa kapal tanker itu masih mengalami kebocoran. Disebutkan juga oleh Dolor bahwa pemilik kapal tanker itu sedang berupaya mengerahkan sebuah kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh untuk menutup kebocoran tersebut.
Disebutkan juga oleh Dolor bahwa sedikitnya 19.956 keluarga atau lebih dari 99.000 individu telah terdampak tumpahan minyak itu.
Tidak hanya itu, Dolor juga mengatakan bahwa sedikitnya 122 orang mengalami penyakit pernapasan, mual, muntah dan diare akibat tumpahan minyak itu.
Kelompok konser laut Oceana, dalam pernyataan terpisah, memperingatkan bahwa pergerakan arus laut telah membawa sebagian tumpahan minyak ke arah utara, dekat Selat Pulau Verde, yang merupakan salah satu habitat laut dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia dan menjadi rumah bagi ribuan spesies.