Perusahaan membukukan pendapatan US$ 1,51 miliar atau Rp 22,181 triliun (Kurs Rp 14.690), atau naik 25% dari tahun sebelumnya. Jumlah ini melampaui proyeksi Wall Street yang sebesar US$ 1,43 miliar.
CEO Tobi Lütke mengumumkan PHK dalam sebuah memo kepada karyawan yang diposting di situs web perusahaan. Dia tidak merinci unit mana yang terkena PHK.
Karyawan yang terdampak akan menerima pesangon minimal 16 minggu gaji, ditambah satu minggu gaji untuk setiap tahun masa kerja di Shopify. Selain itu, perusahaan juga memberikan layanan outplacement untuk membantu korban PHK mendapatkan pekerjaan baru. Kemudian, karyawan yang terdampak PHK dipersilakan membawa pulang peralatan kantor.
Shopify memiliki sekitar 11.600 karyawan dan kontraktor pada 31 Desember. Itu berarti, Shopify akan memangkas sekitar 2.320 orang atau 20% dari total karyawan tersebut. Pemangkasan ini menandai putaran kedua PHK untuk perusahaan e-commerce Kanada.
Juli lalu Shopify memberhentikan 10% tenaga kerjanya. Saat itu Lütke menyebut perusahaan salah memperhitungkan dampak positif COVID-19 bagi e-commerce.