Basuki Ajak Kaisar Jepang Lihat Cara RI Atasi Lahar Erupsi Merapi

Basuki mengungkapkan bahwa kunjungan ke Balai Teknik Sabo ini karena Kaisar Naruhito memiliki ketertarikan di bidang pengelolaan sumber daya air, sehingga beliau berkeinginan untuk melihat perkembangan teknologi sabo yang berasal dari Jepang tersebut di Indonesia. Foto: Dok. Kementerian PUPR
Penerapan teknologi sabo dam ini merupakan salah satu hasil penting dari kerjasama Indonesia dengan Jepang yang sudah terjalin sejak 1958 di dalam kerangka Colombo Plan. Foto: Dok. Kementerian PUPR
Kerja sama teknologi sabo dam ini bisa terjalin karena Indonesia dan Jepang merupakan dua negara yang berada di zona cincin api Pasifik (ring of fire) yang menyebabkan kedua negara sering mengalami erupsi gunung berapi. Foto: Dok. Kementerian PUPR
Balai Teknik Sabo juga memiliki vertical sabo training center untuk melakukan pelatihan bidang sabo. Pelatihan ini tidak hanya diikuti oleh engineer Indonesia saja tapi juga dari India, Pakistan, Bangladesh, Filipina, Malaysia, Thailand, dan Papua Nugini. Foto: Dok. Kementerian PUPR
Teknologi sabo adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengantisipasi aliran debris dan pengendalian sedimen dalam suatu bentang alam, khususnya sungai pada gunung. Foto: Dok. Kementerian PUPR
Sabo dam ini berfungsi menampung sedimen pasir dan lahar apabila terjadi erupsi lahar panas dan lahar dingin. Foto: Dok. Kementerian PUPR
Setelah kunjungan selesai, Basuki mengungkapkan bahwa Kaisar Naruhito menyampaikan apresiasi karena Indonesia dapat memperkenalkan teknologi sabo ke negara-negara lain, salah satunya melalui Balai Teknik Sabo. Foto: Dok. Kementerian PUPR
Pada kesempatan ini, Basuki juga mengundang Kaisar Naruhito untuk menghadiri World Water Forum Ke-10 yang akan diselenggarakan di Bali pada Mei 2024. Foto: Dok. Kementerian PUPR
Basuki mengungkapkan bahwa kunjungan ke Balai Teknik Sabo ini karena Kaisar Naruhito memiliki ketertarikan di bidang pengelolaan sumber daya air, sehingga beliau berkeinginan untuk melihat perkembangan teknologi sabo yang berasal dari Jepang tersebut di Indonesia. Foto: Dok. Kementerian PUPR
Penerapan teknologi sabo dam ini merupakan salah satu hasil penting dari kerjasama Indonesia dengan Jepang yang sudah terjalin sejak 1958 di dalam kerangka Colombo Plan. Foto: Dok. Kementerian PUPR
Kerja sama teknologi sabo dam ini bisa terjalin karena Indonesia dan Jepang merupakan dua negara yang berada di zona cincin api Pasifik (ring of fire) yang menyebabkan kedua negara sering mengalami erupsi gunung berapi. Foto: Dok. Kementerian PUPR
Balai Teknik Sabo juga memiliki vertical sabo training center untuk melakukan pelatihan bidang sabo. Pelatihan ini tidak hanya diikuti oleh engineer Indonesia saja tapi juga dari India, Pakistan, Bangladesh, Filipina, Malaysia, Thailand, dan Papua Nugini. Foto: Dok. Kementerian PUPR
Teknologi sabo adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengantisipasi aliran debris dan pengendalian sedimen dalam suatu bentang alam, khususnya sungai pada gunung. Foto: Dok. Kementerian PUPR
Sabo dam ini berfungsi menampung sedimen pasir dan lahar apabila terjadi erupsi lahar panas dan lahar dingin. Foto: Dok. Kementerian PUPR
Setelah kunjungan selesai, Basuki mengungkapkan bahwa Kaisar Naruhito menyampaikan apresiasi karena Indonesia dapat memperkenalkan teknologi sabo ke negara-negara lain, salah satunya melalui Balai Teknik Sabo. Foto: Dok. Kementerian PUPR
Pada kesempatan ini, Basuki juga mengundang Kaisar Naruhito untuk menghadiri World Water Forum Ke-10 yang akan diselenggarakan di Bali pada Mei 2024. Foto: Dok. Kementerian PUPR