Melihat Penyimpanan Air Terkontaminasi Radiasi Nuklir di Fukushima Daiichi

Pemandangan udara menunjukkan tangki penyimpanan air yang terkontaminasi radiasi nuklir di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi yang lumpuh karena tsunami di kota Okuma, prefektur Fukushima, Jepang, Selasa (22/8/2023).

Fukushima Daiichi telah berjuang untuk menangani air yang terkontaminasi sejak bencana tahun 2011 lalu. TEPCO juga mengatakan, air limbah terkontaminasi akan dilepaskan ke laut dengan cara yang terkendali dan terolah. Air limbah itu akan disalurkan melalui pipa dari tangki pengambilan sampel ke kolam pantai untuk diencerkan dengan air laut dan dilepaskan melalui terowongan bawah laut ke titik 1 kilometer lepas pantai.  

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida sempat mengunjungi Fukushima Daiichi pada 20 Agustus 2023 lalu.  

Namun rencana pelepasan air dari tangki Fukushima Daiichi ditentang komunitas nelayan lokal. Mereka mengeluhkan, bisnis dan mata pencaharian mereka bisa mengalami kerugian besar. Negara-negara tetangga seperti Cina dan Korea Selatan dan negara-negara Kepulauan Pasifik juga telah menyampaikan kekhawatiran mereka tentang masalah keamanan habitat laut.  

Pemandangan udara menunjukkan tangki penyimpanan air yang terkontaminasi radiasi nuklir di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi yang lumpuh karena tsunami di kota Okuma, prefektur Fukushima, Jepang, Selasa (22/8/2023).
Fukushima Daiichi telah berjuang untuk menangani air yang terkontaminasi sejak bencana tahun 2011 lalu. TEPCO juga mengatakan, air limbah terkontaminasi akan dilepaskan ke laut dengan cara yang terkendali dan terolah. Air limbah itu akan disalurkan melalui pipa dari tangki pengambilan sampel ke kolam pantai untuk diencerkan dengan air laut dan dilepaskan melalui terowongan bawah laut ke titik 1 kilometer lepas pantai.  
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida sempat mengunjungi Fukushima Daiichi pada 20 Agustus 2023 lalu.  
Namun rencana pelepasan air dari tangki Fukushima Daiichi ditentang komunitas nelayan lokal. Mereka mengeluhkan, bisnis dan mata pencaharian mereka bisa mengalami kerugian besar. Negara-negara tetangga seperti Cina dan Korea Selatan dan negara-negara Kepulauan Pasifik juga telah menyampaikan kekhawatiran mereka tentang masalah keamanan habitat laut.