Raup Puluhan Juta, Laris Manis Usaha Kopra Desa Palaes

Desa Palaes memiliki tanah perkebunan rakyat dan perorangan yang luasnya sama-sama 2525,8 hektare. Mayoritas warga menggarap lahan untuk ditanam pohon kelapa.
 
Salah satu pelaku usaha kopra yang ada di Desa Palaes adalah Nikson Sanggelorang. Ia sudah menjadi petani dari tahun 2005. Untuk memproses kelapa menjadi kopra, 3 orang pegawai nikson harus memanjat pohon kelapa dan mengambil kelapa yang sudah tua.
 
Kelapa yang sudah tua biasa berwarna cokelat. Setelah itu, ia membawanya menggunakan gerobak yang diangkut menggunakan sapi ke tempat pengolahan. Usai dimasak, kelapa tersebut diambil dagingnya dan dijual.
 
Nikson memulai usahanya dengan modal awal Rp 50 juta. Ia pun mencoba peruntungannya dengan meminjam modal dari BRI sebesar Rp 200 juta. Uang itu pun ia gunakan untuk membeli lahan dan membeli bibit pohon kelapa.
 
Pada awalnya, Nikson hanya memiliki kurang lebih 30 batang pohon kelapa. Seiring berjalannya waktu, Nikson pun sukses panen besar setelah 6 tahun menanam. Kini, ia memiliki lahan seluas kurang lebih 3 hektare dengan 1.000 pohon kelapa yang siap dipanen. 
 
Usaha kopra diyakini memiliki hasil cukup memuaskan dan memberikan keuntungan yang cukup besar.
 
Kelapa 3 bulan sekali dipanen, kalau dihitung-hitung sekali panen dapat 6 ton bersihnya. 
 
Kopra dijual Rp 7.500 per kilogram. Nikson bisa mendapat kisaran Rp 30-an juta dalam waktu 3 bulan dari usaha kopra.
 
Warga Palaes biasanya mendirikan pondok di tengah kebun untuk pengolahan kopra.
 
Sebagai informasi, detikcom bersama BRI mengadakan program Jelajah Desa BRILiaN yang mengulas potensi dan inovasi desa di Indonesia baik dari segi perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata serta dampaknya terhadap masyarakat lokal maupun nasional. Untuk mengetahui informasi program Desa BRILiaN lebih lanjut, ikuti terus informasinya hanya di jelajahdesaBRILiaN.detik.com!
 
Desa Palaes memiliki tanah perkebunan rakyat dan perorangan yang luasnya sama-sama 2525,8 hektare. Mayoritas warga menggarap lahan untuk ditanam pohon kelapa. 
Salah satu pelaku usaha kopra yang ada di Desa Palaes adalah Nikson Sanggelorang. Ia sudah menjadi petani dari tahun 2005. Untuk memproses kelapa menjadi kopra, 3 orang pegawai nikson harus memanjat pohon kelapa dan mengambil kelapa yang sudah tua. 
Kelapa yang sudah tua biasa berwarna cokelat. Setelah itu, ia membawanya menggunakan gerobak yang diangkut menggunakan sapi ke tempat pengolahan. Usai dimasak, kelapa tersebut diambil dagingnya dan dijual. 
Nikson memulai usahanya dengan modal awal Rp 50 juta. Ia pun mencoba peruntungannya dengan meminjam modal dari BRI sebesar Rp 200 juta. Uang itu pun ia gunakan untuk membeli lahan dan membeli bibit pohon kelapa. 
Pada awalnya, Nikson hanya memiliki kurang lebih 30 batang pohon kelapa. Seiring berjalannya waktu, Nikson pun sukses panen besar setelah 6 tahun menanam. Kini, ia memiliki lahan seluas kurang lebih 3 hektare dengan 1.000 pohon kelapa yang siap dipanen.  
Usaha kopra diyakini memiliki hasil cukup memuaskan dan memberikan keuntungan yang cukup besar. 
Kelapa 3 bulan sekali dipanen, kalau dihitung-hitung sekali panen dapat 6 ton bersihnya.  
Kopra dijual Rp 7.500 per kilogram. Nikson bisa mendapat kisaran Rp 30-an juta dalam waktu 3 bulan dari usaha kopra. 
Warga Palaes biasanya mendirikan pondok di tengah kebun untuk pengolahan kopra. 
Sebagai informasi, detikcom bersama BRI mengadakan program Jelajah Desa BRILiaN yang mengulas potensi dan inovasi desa di Indonesia baik dari segi perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata serta dampaknya terhadap masyarakat lokal maupun nasional. Untuk mengetahui informasi program Desa BRILiaN lebih lanjut, ikuti terus informasinya hanya di jelajahdesaBRILiaN.detik.com!