Penjahit Tengah Malam Pinggir Jalan Kemayoran

Terletak di pusat kota Jakarta, tepatnya berada di kawasan Gempol jalanan Kemayoran yang sudah sangat terkenal dengan keramaiannya. Mereka berjejer membuka usahanya menjadi penjahit di pinggir jalan.
Ada sekitar 20 lebih penjahit yang berjejer di sepanjang jalan Kemayoran Gempol ini. Meskipun berjejer disepanjang jalan yang ramai, para penjahit itu tak ada yang merasa bersaing satu sama lain.
Para tukang jahit ini menyediakan berbagai jasa mulai dari vermak, ganti resleting, potong bahan, membesarkan atau mengecilkan ukuran pakaian seperti baju, celana, seragam, dan lain sebagainya.
Tarif untuk menggunakan jasa para penjahit tersebut terbilang sangat terjangkau, yakni mulai dari 5 ribu rupiah hingga 80 ribu rupiah tergantung ukuran dan jenis apa yang ingin dijahit.
Jasa para penjahit ini biasanya semakin malam justru malah semakin ramai. Terutama pada hari sabtu malam, terutama saat menjelang hari raya, dan saat memasuki hari pertama sekolah.
Rata-rata para penjahit tersebut, mulai buka pada pukul 15:00 WIB hingga pukul 23:59 WIB. Namun, tak semua buka dan tutupnya sama semua. Ada pula yg baru buka pukul 17:00 WIB hingga pukul 23:00 WIB malam saja, atau bahkan hanya sampai dengan pukul 22:00 WIB saja.
Para pelanggan kebanyakan memilih untuk menggunakan jasa para penjahit yang ada di pinggir jalan tersebut dengan alasan harga yang murah dan hasil yang sangat cepat.
Tanpa harus menunggu lama, para pelanggan pun juga bisa menunggu hasil jahitan tersebut hanya dalan hitungan menit atau jam. Kalau Nisa ini biasa membuka usahanya dari pukul 15:00 WIB hingga larut malam.
Atas kepiawaiannya dalam menjahit, Nisa (32) yang mengaku belum lama menjadi penjahit di kemayoran ini juga mencari peruntungan jadi pengrajin. Ia juga menjahit berbagai flanel untuk dijadikan aksesoris atau souvenir.
Beginilah potret Nisa yang ditemani anaknya Salsa saat bekerja hingga larut malam.
Selain Nisa, ada juga Akbar, pria paruh baya yang sudah malang melintang menjadi penjahit di Kemayoran Gempol selama kurang lebih 24 tahun. Ia juga mengajari anak pertamanya untuk mengikuti jejaknya menjadi penjahit.
Terletak di pusat kota Jakarta, tepatnya berada di kawasan Gempol jalanan Kemayoran yang sudah sangat terkenal dengan keramaiannya. Mereka berjejer membuka usahanya menjadi penjahit di pinggir jalan.
Ada sekitar 20 lebih penjahit yang berjejer di sepanjang jalan Kemayoran Gempol ini. Meskipun berjejer disepanjang jalan yang ramai, para penjahit itu tak ada yang merasa bersaing satu sama lain.
Para tukang jahit ini menyediakan berbagai jasa mulai dari vermak, ganti resleting, potong bahan, membesarkan atau mengecilkan ukuran pakaian seperti baju, celana, seragam, dan lain sebagainya.
Tarif untuk menggunakan jasa para penjahit tersebut terbilang sangat terjangkau, yakni mulai dari 5 ribu rupiah hingga 80 ribu rupiah tergantung ukuran dan jenis apa yang ingin dijahit.
Jasa para penjahit ini biasanya semakin malam justru malah semakin ramai. Terutama pada hari sabtu malam, terutama saat menjelang hari raya, dan saat memasuki hari pertama sekolah.
Rata-rata para penjahit tersebut, mulai buka pada pukul 15:00 WIB hingga pukul 23:59 WIB. Namun, tak semua buka dan tutupnya sama semua. Ada pula yg baru buka pukul 17:00 WIB hingga pukul 23:00 WIB malam saja, atau bahkan hanya sampai dengan pukul 22:00 WIB saja.
Para pelanggan kebanyakan memilih untuk menggunakan jasa para penjahit yang ada di pinggir jalan tersebut dengan alasan harga yang murah dan hasil yang sangat cepat.
Tanpa harus menunggu lama, para pelanggan pun juga bisa menunggu hasil jahitan tersebut hanya dalan hitungan menit atau jam. Kalau Nisa ini biasa membuka usahanya dari pukul 15:00 WIB hingga larut malam.
Atas kepiawaiannya dalam menjahit, Nisa (32) yang mengaku belum lama menjadi penjahit di kemayoran ini juga mencari peruntungan jadi pengrajin. Ia juga menjahit berbagai flanel untuk dijadikan aksesoris atau souvenir.
Beginilah potret Nisa yang ditemani anaknya Salsa saat bekerja hingga larut malam.
Selain Nisa, ada juga Akbar, pria paruh baya yang sudah malang melintang menjadi penjahit di Kemayoran Gempol selama kurang lebih 24 tahun. Ia juga mengajari anak pertamanya untuk mengikuti jejaknya menjadi penjahit.