PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) hari ini meresmikan Hydrogen Refueling Station (HRS) atau Stasiun Pengisian Hidrogen pertamanya. HRS ini diharapkan bisa menjadi alternatif pengisian bahan bakar yang lebih baik.
Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, mengatakan bahan bakar hidrogen juga kalau dihitung-hitung lebih murah dibandingkan bahan bakar minyak (BBM). Hal ini adalah pertanda transisi energi hijau untuk sektor BBM sangat potensial untuk dilakukan di Indonesia.
Harga bahan bakar hidrogen lebih murah dibanding BBM. Sebab, berdasarkan kajian PLN, masyarakat perlu merogok kocek sebanyak Rp 1.300 per km jika menggunakan BBM. Sementara dengan HRS hanya Rp 300 saja per km.
HRS belum beroperasi secara komersial. HRS baru bersifat pilot project agar PLN bisa mendalami pengunaan hidrogen sebagai bahan bakar alternatif.
Senior Manager PT PLN Indonesia Power Kamojang POMU, Ibnu Agus Santosa, kemudian menjelaskan bahwa selain HRS, pihaknya juga membangun Green Hydrogent Plant Geotherman Kamojang. PLN berhasil melakukan uji coba operasi dan comissioning dengan memanfaatkan uap air kondensat dari siklus pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP). Kapasitas yang dihasilkan dari siklus tersebut adalah sekitar 4,3 ton per tahun.