Seorang anak lewat di bawah perpipaan air di pusat NEWater, Singapura.
Singapura telah menjadi pusat teknologi air global, menjadi rumah bagi hampir 200 perusahaan air dan lebih dari 20 pusat penelitian, bahkan menjadi tuan rumah Pekan Air Internasional dua tahunan.
Singapura memakai program daur ulang limbah besar-besaran dengan memurnikan air limbah melalui mikrofiltrasi, reverse osmosis, dan iradiasi ultraviolet untuk menambah persediaan air minum.
Air limbah yang telah diolah kini menyediakan 40 persen kebutuhan air minum di Singapura, dan pemerintah berharap dapat meningkatkan kapasitas hingga 55 persen dari kebutuhan ke depannya.
Begini perbedaan antara air bekas yang masuk dan air bekas yang telah diolah setelah diproses di Pabrik Reklamasi Air Changi di Singapura.
Tanpa sumber daya air alami, negara ini mengandalkan impor air dari negara tetangga, Malaysia, melalui serangkaian kesepakatan dengan membeli air yang murah yang diambil dari Sungai Johor.
Teknologi air yang dikembangkan dan digunakan di Singapura, seperti filter air portebel, teknologi pengujian air, dan alat manajemen banjir, telah diekspor ke lebih dari 30 negara, termasuk Indonesia, Malaysia, dan Nepal.