Potret Pengusaha-Ekonom Kumpul di detikcom Leaders Forum Bahas Ekonomi RI
detikcom menyelenggarakan detikcom Leaders Forum pada hari ini, Kamis (14/3) di Samisara Grand Ballroom, Sopo Del Tower, Jakarta. Mengangkat tema "Memantau Peluang di Tengah Ketidakpastian Ekonomi 2024", detikcom Leaders Forum 2024 menghadirkan para pemimpin dan pemangku kepentingan dari berbagai sektor untuk bertukar informasi, ide, dan gagasan dalam menghadapi berbagai tantangan dan peluang di tengah kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian.
Wahyu Budi Satriyo, Direktur Kebijakan Sektor Jasa Keuangan Terintegrasi OJK, Agus Salim Hardjodinoto, VP Economic Research BCA, Esther Sri Astuti, Direktur Eksekutif INDEF, Shinta Kamdani, Ketua Dewan Pimpinan Nasional APINDO, Banjaran Surya Indrastomo, Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia Tbk saat berdiskusi dalam detikcom Leaders Forum.
Tahun 2024 masih penuh ketidakpastian. Meskipun target pertumbuhan ekonomi ada di rentang 4,8-5,2%, namun tak ada yang tahu pasti apakah target tersebut bisa terpenuhi atau tidak.
Target pertumbuhan ekonomi sekitar 5% relatif bisa dilaksanakan. Namun perlu ada komponen tertentu demi bisa mengejar target tersebut.
Sementara itu, Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak sampai 5% pada 2024. Ada sejumlah hal yang menjadi penyebabnya. Salah satu faktor yang membuat pertumbuhan ekonomi tidak akan mencapai angka 5% adalah konsumsi rumah tangga.
Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam aspek ekonomi rumah tangga. Harga bahan pangan sedang naik, di sisi lain, minimnya pasokan bahan pokok tidak selaras dengan tingginya permintaan masyarakat. Oleh sebab itu, bahwa tergerusnya daya beli konsumen turut membuat sektor konsumsi rumah tangga melambat. INDEF mensinyalir Indonesia dalam waktu dekat akan mengalami pelambatan pertumbuhan ekonomi.
Pengusaha pun curhat impor kebutuhan industri kini sulit, ini menandakan kondisi yang sedang tidak baik-baik saja.
Situasi perekonomian global berada dalam keadaan buruk. Permintaan dari pasar global turun drastis dan berpengaruh ke industri dalam negeri.