Aksi Massa Desak Perbankan Hentikan Dukungan Energi Kotor
Sejumlah organisasi masyarakat sipil yang terdiri dari Enter Nusantara, Greenpeace Indonesia, dan Market Forces melakukan aksi damai dengan bersepeda di car free day, Jakarta, Minggu (5/5/2024). Aksi ini membawa seruan kepada bank-bank nasional dan internasional untuk menghentikan dukungan pendanaan energi kotor seperti batu bara dan beralih ke energi terbarukan.
Seruan tersebut disampaikan kepada bank-bank antara lain mega bank Jepang, Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG), dan bank domestik Indonesia terbesar seperti Bank Central Asia (BCA), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Mandiri.
Melansir data Badan Energi Internasional (IEA), sudah menekankan dengan sangat jelas seharusnya sudah tidak ada ekspansi aset batu-bara manapun di tahun 2023. Belum lama ini, Hyundai meninggalkan proyek smelter Adaro Minerals, salah satu anak perusahaan Adaro Energy Indonesia. Adaro membangun PLTU batu-bara baru untuk menyediakan listrik untuk smelter tersebut.
Ancaman pertumbuhan emisi terbesar di Indonesia berasal dari PLTU batu-bara captive, atau PLTU batu-bara yang didedikasikan untuk fasilitas industri, seperti smelter. Meskipun bank-bank internasional - seperti Standard Chartered dan DBS - dan Hyundai telah meninggalkan Adaro karena ekspansi batu-bara Adaro. Bank-bank Indonesia di tahun 2023 masih terlibat dalam mendanai proyek PLTU batu-bara captive baru Adaro di Kalimantan Utara.
Seruan ini menginginkan bank-bank di atas pasti bisa meninggalkan energi kotor dan beralih ke energi terbarukan. Dengan begitu, label hijau yang disematkan pada institusi tersebut bukan hanya jargon semata, namun merupakan kesungguhan untuk berkontribusi dalam koridor pembangunan di bawah 1.5 derajat.