Melihat Aktivitas di Kampung Tempe Jakarta

Sejumlah perajin tempe mengolah kacang kedelai menjadi tempe di Kampung Tempe, Sunter Jaya, Kamis (8/8/2024).
Tempe diajukan sebagai warisan budaya tak benda atau Representative List of Intangible Cultural Heritage of Humanity kepada Sekretariat UNESCO. Proses ini telah berlangsung sejak Maret 2024.
Direktur Perlindungan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Judi Wajudin optimistis budaya terkait pangan berbahan kedelai itu akan menambah daftar warisan budaya tak benda dari Indonesia.
Salah satu sentra tempe berada di Gang Tempe, Sunter, Jakarta Utara.
Di sini perajin memilih menggunakan dapur bersama dengan kapasitasnya empat sampai lima orang sebagai solusi sempitnya lahan di sana.
Kampung tempe ini selalu terlihat sibuk sejak dini hari.
Para perajin mulai memotong tempe yang sudah masak kemudian siap dihantarkan kepada para pedagang yang ada di pasar atau warung-warung kecil.
Diperkirakan ada sekitar 100 perajin tempe di sini. Mereka berasal dari Pekalongan, Jawa Tengah dan usahanya diteruskan anak dan cucunya.
Pengajuan tempe sebagai warisan budaya tak benda kini tengah proses menunggu untuk dibahas oleh Sekretariat Konvensi 2003 UNESCO. Forum Tempe Indonesia sebagai salah satu tim inisiator berharap seluruh dukungan masyarakat agar tempe dapat lestari dan semakin mendunia.
Tempe saat ini sudah bisa ditemukan dan dikonsumsi di 27 negara.
Sejumlah perajin tempe mengolah kacang kedelai menjadi tempe di Kampung Tempe, Sunter Jaya, Kamis (8/8/2024).
Tempe diajukan sebagai warisan budaya tak benda atau Representative List of Intangible Cultural Heritage of Humanity kepada Sekretariat UNESCO. Proses ini telah berlangsung sejak Maret 2024.
Direktur Perlindungan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Judi Wajudin optimistis budaya terkait pangan berbahan kedelai itu akan menambah daftar warisan budaya tak benda dari Indonesia.
Salah satu sentra tempe berada di Gang Tempe, Sunter, Jakarta Utara.
Di sini perajin memilih menggunakan dapur bersama dengan kapasitasnya empat sampai lima orang sebagai solusi sempitnya lahan di sana.
Kampung tempe ini selalu terlihat sibuk sejak dini hari.
Para perajin mulai memotong tempe yang sudah masak kemudian siap dihantarkan kepada para pedagang yang ada di pasar atau warung-warung kecil.
Diperkirakan ada sekitar 100 perajin tempe di sini. Mereka berasal dari Pekalongan, Jawa Tengah dan usahanya diteruskan anak dan cucunya.
Pengajuan tempe sebagai warisan budaya tak benda kini tengah proses menunggu untuk dibahas oleh Sekretariat Konvensi 2003 UNESCO. Forum Tempe Indonesia sebagai salah satu tim inisiator berharap seluruh dukungan masyarakat agar tempe dapat lestari dan semakin mendunia.
Tempe saat ini sudah bisa ditemukan dan dikonsumsi di 27 negara.