Pongpong, Perahu di Perbatasan RI yang Gunakan Energi Bersih

Kepulauan Anambas berbatasan langsung dengan perairan tiga negara sekaligus seperti Malaysia, Vietnam, dan Thailand. Posisi tersebut menjadikan Anambas sebagai salah satu gerbang pulau terdepan Indonesia.
Pongpong menjadi transportasi sekaligus alat pencari rezeki, Pulau Jemaja berada di gugusan pulau di perairan Anambas yang mayoritas mata pencaharian warganya adalah nelayan menggantungkan penghasilannya di laut.
Bahkan untuk modal pembuatan pongpong mereka harus merogoh kocek hingga ratusan juta rupiah untuk mendapatkan satu buah kapal, kini mayoritas nelayan di Anambas telah melengkapi kapalnya dengan solar panel.
Selain membawa umpan, solar panel menjadi pilihan para nelayan untuk melengkapi keperluannya selama melaut seperti lampu pada malam hari, GPS, responder sonar, radio hingga mengisi daya handphone.
Azam (18) berlayar menggunakan kapal atau pongpong yang dilengkapi dengan solar panel di Perairan Anambas, Kepulauan Riau, Selasa (5/11/2024).
Dalam kesehariannya para nelayan ini mencari berbagai ikan yang dapat ditemui di perairan Anambas seperti ikan sotong, kerapu, ikan kurisi anggoli, kakap merah hingga tonggol.
Rata-rata para nelayan berlayar hingga satu minggu dengan membawa pulang ikan hingga 200 kilogram.
Kehadiran energi bersih dari solar panel ini menjadi terobosan baru bagi para nelayan, sebelumnya mereka tak dapat berlayar pada malam hari. Sulitnya mencari ikan membuatnya harus berinovasi mencari cara agar dapat bermalam di kapal sampai akhirnya mereka menemukan teknologi solar panel.
Selain untuk mencari ikan, pongpong juga menjadi andalan warga Anambas untuk beraktivitas dari satu pulau ke pulau lain. Diketahui Anambas memiliki 225 pulau dan hanya 26 pulau yang dihuni oleh penduduk.
Pongpong seharga ratusan juta ini terus dirawat, biasanya mereka melakukan perawatan berupa pengecatan setiap enam bulan sekali, membersihkan lumut dan karang setiap tiga bulan sekali.
Kepulauan Anambas berbatasan langsung dengan perairan tiga negara sekaligus seperti Malaysia, Vietnam, dan Thailand. Posisi tersebut menjadikan Anambas sebagai salah satu gerbang pulau terdepan Indonesia.
Pongpong menjadi transportasi sekaligus alat pencari rezeki, Pulau Jemaja berada di gugusan pulau di perairan Anambas yang mayoritas mata pencaharian warganya adalah nelayan menggantungkan penghasilannya di laut.
Bahkan untuk modal pembuatan pongpong mereka harus merogoh kocek hingga ratusan juta rupiah untuk mendapatkan satu buah kapal, kini mayoritas nelayan di Anambas telah melengkapi kapalnya dengan solar panel.
Selain membawa umpan, solar panel menjadi pilihan para nelayan untuk melengkapi keperluannya selama melaut seperti lampu pada malam hari, GPS, responder sonar, radio hingga mengisi daya handphone.
Azam (18) berlayar menggunakan kapal atau pongpong yang dilengkapi dengan solar panel di Perairan Anambas, Kepulauan Riau, Selasa (5/11/2024).
Dalam kesehariannya para nelayan ini mencari berbagai ikan yang dapat ditemui di perairan Anambas seperti ikan sotong, kerapu, ikan kurisi anggoli, kakap merah hingga tonggol.
Rata-rata para nelayan berlayar hingga satu minggu dengan membawa pulang ikan hingga 200 kilogram.
Kehadiran energi bersih dari solar panel ini menjadi terobosan baru bagi para nelayan, sebelumnya mereka tak dapat berlayar pada malam hari. Sulitnya mencari ikan membuatnya harus berinovasi mencari cara agar dapat bermalam di kapal sampai akhirnya mereka menemukan teknologi solar panel.
Selain untuk mencari ikan, pongpong juga menjadi andalan warga Anambas untuk beraktivitas dari satu pulau ke pulau lain. Diketahui Anambas memiliki 225 pulau dan hanya 26 pulau yang dihuni oleh penduduk.
Pongpong seharga ratusan juta ini terus dirawat, biasanya mereka melakukan perawatan berupa pengecatan setiap enam bulan sekali, membersihkan lumut dan karang setiap tiga bulan sekali.