Tepat pukul lima pagi kesibukan mulai terjadi di kawasan Bali Mester, Jatinegara, Jakarta Timur. Tampak beberapa pekerja mulai berdatangan untuk membuat adonan roti dan kue. Tak hanya para pekerja yang sibuk, pemilik Toko Roti Gelora, Ridwan Wiryadinata (73) ikut turun langsung mengomandoi para pekerjanya membuat roti dan cookies.
Biasanya proses pembuatan roti berlangsung selama 90 - 120 menit. Setelah proses pembuatan selesai barulah kemudian para pekerja langsung mempresiapkan diri untuk mulai menjual kepada para pembeli. Karena para pembeli sudah mulai berdatangan sejak pukul 8 pagi.
Toko Roti Gelora sudah berdiri sejak tahun 1950, usaha ini awalnya dirintis oleh orang tua dari Ridwan. Awalnya tempat yang bernama Gloria ini hanya memproduksi biskuit sejenis cookies, namun di era 70-an saat Ridwan mulai membantu usaha orang tua nya ini barulah memproduksi roti.
Dengan keseriusannya untuk meneruskan usaha orang tua nya, pada tahun 1991 Ridwan mendapat kesempatan untuk belajar membuat cookies di Thailand.
Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan roti di tokonya menurut Ridwan tidak ada bedanya. Semua menggunakan bahan umum dan tanpa bahan pengawet. Rotinya hanya bertahan empat hari di suhu ruangan. Untuk menjaga kualitas roti, setiap hari Ridwan hanya membuat 80-90 loyang roti. Ciri khas roti di sini memiliki tekstur roti yang lembut dengan cita rasa roti tawar yang sedikit gurih di setiap suapan.
Saat ini Toko Roti Gelora bisa memproduksi Roti, Spekulas dan Cookies dari 80-100 kilogram tepung perharinya. Hal ini bisa terjadi karena efek dari media sosial. Beberapa pekan lalu salah seorang food vloger membuat konten tentang tempatnya, imbas dari konten tersebut membuat banyak orang yang berdatangan dari berbagai daerah. Ridwan sangat bersyukur atas hal ini, membuat Toko Roti Gelora kembali bergelora.
Karena pada beberapa tahun silam saat COVID-19 melanda Indonesia, Ridwan harus berjalan bertatih untuk mempertahankan toko rotinya. Bagaimana tidak, Ridwan harus tidak merumahkan para karyawan, namun penjualannya sangat turun drastis. Namun Ridwan tetap bersyukur karena bisa melewati hal-hal sulit tersebut.
Sejak awal berdiri, Toko Roti Gelora tak pernah pindah lokasi. Lokasinya berada ditengah permukiman padat Bali Mester yang tidak bisa diakses oleh kendaraan roda empat. Meski lokasinya berada di gang, namun banyak pelanggan yang rela berjalan kaki ke Roti Gelora.
Sampai sekarang setiap harinya Ridwan masih semangat membuat roti dibantu 17 karyawannya. Dengan menggunakan mesin pembuat roti dan mesin pembuat cetakan cookies yang ia kirim langsung dari Belanda dan Eropa membuat pekerjaan menjadi lebih mudah bagi para pekerjanya.
Seperti tiga oven roti ukuran besar yang digunakan sampai sekarang, Ridwan menyebut dirinya membeli oven tersebut di awal 80-an dari Belanda dengan harga Rp 120 juta pada saat itu.
Jika anda ingin mencicipi langsung kenikmatan kue dan roti dari Toko Roti Gelora, ada baiknya datang pada pagi hari supaya bisa memilih semua roti.
Jangan lupa untuk mencicipi roti smoke beef, butter cookies dan spekulas buatan toko roti gelora, karena rasanya bisa membawa anda kembali pada memori dulu kala.