Ini Dia, Pelukis Spanduk Pecel Lele nan Ikonik

Aroma cat menusuk cuping hidung saat berkunjung ke bengkel kerja Hartono di Pekayon, Bekasi. Cat itu melumuri kuas untuk menggambar kain teteron cotton (TC) yang diubah menjadi kanvas lukisan.
Sang pelukis membutuhkan waktu dua pekan untuk menyelesaikan pesanan ukuran standar: spanduk 2-5 meter.
Beberapa pengamat memberi apresiasi dengan menyebut lukisan Hartono sebagai bagian dari pop culture.
Sedikitnya 4.000 gerobak pecel lele sudah ia poles dengan apik. Tersebar di berbagai kota dan ikut meramaikan ruang publik.
Untuk mempercepat pekerjaan, Hartono menyiapkan cetakan sketsa gambar. Ia mengutip jasa Rp 120 ribu sampai Rp 145 ribu tiap spanduk.
Saat orderan menumpuk, durasi pengerjaan bisa mencapai 3 bulan.
Setiap goresan dan pilihan warna yang berani tak sekedar gambar yang berulang melainkan terlihat menyala dan bernyawa.
Hartono bekerja sendiri dari membuat sketsa, komposisi, mewarnai hingga pengiriman.
Karyanya merepresentasikan citarasa street food lebih atraktif dan populer. Ia sukses membawa perspektif lain pecel lele dari pengisi perut menjadi pemenuhan rasa dan estetika.
Hartono yang mewarisi bakat alami pernah menjuarai lomba lukis Porseni tingkat SMP di kota kelahirannya, Lamongan, merantau ke Jakarta tahun 1994 berjualan pecel lele dan kini mejadi pelukis spanduk profesional.
Aroma cat menusuk cuping hidung saat berkunjung ke bengkel kerja Hartono di Pekayon, Bekasi. Cat itu melumuri kuas untuk menggambar kain teteron cotton (TC) yang diubah menjadi kanvas lukisan.
Sang pelukis membutuhkan waktu dua pekan untuk menyelesaikan pesanan ukuran standar: spanduk 2-5 meter.
Beberapa pengamat memberi apresiasi dengan menyebut lukisan Hartono sebagai bagian dari pop culture.
Sedikitnya 4.000 gerobak pecel lele sudah ia poles dengan apik. Tersebar di berbagai kota dan ikut meramaikan ruang publik.
Untuk mempercepat pekerjaan, Hartono menyiapkan cetakan sketsa gambar. Ia mengutip jasa Rp 120 ribu sampai Rp 145 ribu tiap spanduk.
Saat orderan menumpuk, durasi pengerjaan bisa mencapai 3 bulan.
Setiap goresan dan pilihan warna yang berani tak sekedar gambar yang berulang melainkan terlihat menyala dan bernyawa.
Hartono bekerja sendiri dari membuat sketsa, komposisi, mewarnai hingga pengiriman.
Karyanya merepresentasikan citarasa street food lebih atraktif dan populer. Ia sukses membawa perspektif lain pecel lele dari pengisi perut menjadi pemenuhan rasa dan estetika.
Hartono yang mewarisi bakat alami pernah menjuarai lomba lukis Porseni tingkat SMP di kota kelahirannya, Lamongan, merantau ke Jakarta tahun 1994 berjualan pecel lele dan kini mejadi pelukis spanduk profesional.