Teritip, Hidangan Natal Favorit Orang Spanyol Terancam Perubahan Iklim

Di bebatuan terjal di Costa da Morte (Pantai Kematian) yang berbahaya di barat laut Spanyol, nelayan yang mengenakan pakaian selam menghindari ombak yang menghantam saat mereka mengambil teritip. Teritip, hidangan Natal yang sangat digemari menghadapi penurunan akibat perubahan iklim dan faktor-faktor lainnya.
Teritip leher angsa dari wilayah Galicia, yang harganya mencapai 200 euro ($208) per kilogram (2,2 pon) selama musim liburan, telah lama digemari oleh orang Spanyol karena rasanya yang lezat dan sulit dipanen. Namun, kenaikan suhu laut yang disebabkan oleh perubahan iklim telah sangat memengaruhi habitat teritip, karena mereka tumbuh subur di perairan yang dingin.
Sebuah studi baru-baru ini oleh Universitas Vigo juga mengaitkan perubahan pola gelombang dengan kualitas kerang yang lebih rendah. Israel Martinez, seorang juru lelang di pasar ikan A Coruna, mengatakan bahwa jumlah teritip dua atau tiga kali lipat lebih banyak pada 10 tahun yang lalu.
Meskipun ada peraturan negara - seperti membatasi hasil panen harian hingga 7 kg per nelayan - penangkapan ilegal telah melonjak karena tingginya nilai teritip.
Percebeiro berlisensi, atau pemetik teritip, telah menyerukan peningkatan pengawasan di pantai untuk mencegah pemburu liar. Pekerjaan mereka tergolong profesi berisiko karena kondisi kerja yang buruk. Roberto Vidal, salah seorang pemetik teritip mengatakan dulunya ada antara 100 dan 200 percebeiro di kotanya Corme. Sekarang, hanya ada sekitar 30.
Rekan percebeiro Serafin Rodriguez mengatakan bahwa generasi mendatang tidak akan dapat mengikuti jejaknya karena populasi teritip yang menurun.
Di bebatuan terjal di Costa da Morte (Pantai Kematian) yang berbahaya di barat laut Spanyol, nelayan yang mengenakan pakaian selam menghindari ombak yang menghantam saat mereka mengambil teritip. Teritip, hidangan Natal yang sangat digemari menghadapi penurunan akibat perubahan iklim dan faktor-faktor lainnya.
Teritip leher angsa dari wilayah Galicia, yang harganya mencapai 200 euro ($208) per kilogram (2,2 pon) selama musim liburan, telah lama digemari oleh orang Spanyol karena rasanya yang lezat dan sulit dipanen. Namun, kenaikan suhu laut yang disebabkan oleh perubahan iklim telah sangat memengaruhi habitat teritip, karena mereka tumbuh subur di perairan yang dingin.
Sebuah studi baru-baru ini oleh Universitas Vigo juga mengaitkan perubahan pola gelombang dengan kualitas kerang yang lebih rendah. Israel Martinez, seorang juru lelang di pasar ikan A Coruna, mengatakan bahwa jumlah teritip dua atau tiga kali lipat lebih banyak pada 10 tahun yang lalu.
Meskipun ada peraturan negara - seperti membatasi hasil panen harian hingga 7 kg per nelayan - penangkapan ilegal telah melonjak karena tingginya nilai teritip.
Percebeiro berlisensi, atau pemetik teritip, telah menyerukan peningkatan pengawasan di pantai untuk mencegah pemburu liar. Pekerjaan mereka tergolong profesi berisiko karena kondisi kerja yang buruk. Roberto Vidal, salah seorang pemetik teritip mengatakan dulunya ada antara 100 dan 200 percebeiro di kotanya Corme. Sekarang, hanya ada sekitar 30.
Rekan percebeiro Serafin Rodriguez mengatakan bahwa generasi mendatang tidak akan dapat mengikuti jejaknya karena populasi teritip yang menurun.