Geliat Pusat Grosir China di Tengah Kebijakan Tarif Impor Trump

Seorang pedagang sedang membongkar barang dagangan di Pasar Perdagangan Internasional Yiwu di Yiwu, provinsi Zhejiang, China, Minggu (9/2/2025). Pedagang di pusat manufaktur ekspor Tiongkok, Yiwu, menepis tarif Presiden AS Donald Trump.

Orang-orang berbelanja di toko aksesori di Pasar Perdagangan Internasional Yiwu. Beberapa pedagang mengatakan bahwa mereka telah membuat persiapan sementara yang lain mengatakan pelanggan AS akan menanggung harga yang lebih tinggi.

Yiwu, di provinsi Zhejiang, China timur, adalah pusat grosir terbesar di dunia untuk barang dan produk manufaktur kecil.

Kota ini mengekspor secara global, termasuk ke Amerika Serikat, dan produknya sangat beragam, mulai dari pohon Natal hingga perhiasan imitasi.

Cheng Haodong, ketua Beisi Group, bisnis B2B dan B2C yang menjual segala hal mulai dari pakaian hingga botol air, mengatakan perusahaannya telah membuat "penyesuaian strategis" untuk mengantisipasi masa jabatan kedua Trump.

Produk-produk Beisi dijual melalui platform-platform seperti Temu dan Shein, platform-platform belanja murah yang menurut para analis akan sangat terpukul oleh pencabutan celah perdagangan 'de minimis' oleh Trump.

Trump pada hari Selasa (4/2) mengenakan tarif pada semua impor dari China dan berencana untuk membatalkan perlakuan bebas bea untuk paket berbiaya rendah dari China sebagai bagian dari tuntutan agar China - bersama Meksiko dan Kanada - membendung aliran fentanil ilegal, penyebab utama overdosis obat di Amerika Serikat. Langkah-langkahnya telah memicu kembali kekhawatiran bahwa perang dagang besar-besaran akan terjadi antara dua ekonomi terbesar di dunia, dengan China bersiap untuk mengenakan tarif balasannya sendiri hingga 15% pada beberapa barang AS mulai hari Senin (10/2).

Seorang pedagang sedang membongkar barang dagangan di Pasar Perdagangan Internasional Yiwu di Yiwu, provinsi Zhejiang, China, Minggu (9/2/2025). Pedagang di pusat manufaktur ekspor Tiongkok, Yiwu, menepis tarif Presiden AS Donald Trump.
Orang-orang berbelanja di toko aksesori di Pasar Perdagangan Internasional Yiwu. Beberapa pedagang mengatakan bahwa mereka telah membuat persiapan sementara yang lain mengatakan pelanggan AS akan menanggung harga yang lebih tinggi.
Yiwu, di provinsi Zhejiang, China timur, adalah pusat grosir terbesar di dunia untuk barang dan produk manufaktur kecil.
Kota ini mengekspor secara global, termasuk ke Amerika Serikat, dan produknya sangat beragam, mulai dari pohon Natal hingga perhiasan imitasi.
Cheng Haodong, ketua Beisi Group, bisnis B2B dan B2C yang menjual segala hal mulai dari pakaian hingga botol air, mengatakan perusahaannya telah membuat penyesuaian strategis untuk mengantisipasi masa jabatan kedua Trump.
Produk-produk Beisi dijual melalui platform-platform seperti Temu dan Shein, platform-platform belanja murah yang menurut para analis akan sangat terpukul oleh pencabutan celah perdagangan de minimis oleh Trump.
Trump pada hari Selasa (4/2) mengenakan tarif pada semua impor dari China dan berencana untuk membatalkan perlakuan bebas bea untuk paket berbiaya rendah dari China sebagai bagian dari tuntutan agar China - bersama Meksiko dan Kanada - membendung aliran fentanil ilegal, penyebab utama overdosis obat di Amerika Serikat. Langkah-langkahnya telah memicu kembali kekhawatiran bahwa perang dagang besar-besaran akan terjadi antara dua ekonomi terbesar di dunia, dengan China bersiap untuk mengenakan tarif balasannya sendiri hingga 15% pada beberapa barang AS mulai hari Senin (10/2).