Bisnis Daur Ulang di Kosovo Terancam Imbas Pembekuan Dana USAID oleh Trump

Qazim Grashtica (38), setiap hari menyisir tempat sampah di sekitar ibu kota Kosovo, Pristina, untuk mencari plastik yang dapat diangkutnya dengan traktor kecilnya dan dihancurkan dengan mesin untuk didaur ulang. Traktor dan mesin penghancur tersebut diberikan melalui badan bantuan internasional AS (USAID), dan Grashtica mengatakan bantuan tersebut meningkatkan pendapatan hariannya dari lima euro ($4,13 kira-kira) menjadi 20 euro.

Namun, pemerintahan Presiden Donald Trump telah membekukan dana USAID dan berupaya untuk secara drastis mengurangi lembaga bantuan tersebut dan semua bantuan luar negeri AS di bawah agendanya "America First".

Yang terancam adalah dana yang dirancang untuk memperkuat lembaga demokrasi Kosovo, mempercepat peralihan dari batu bara yang sangat berpolusi ke energi terbarukan, dan melindungi kelompok-kelompok yang terpinggirkan.

Beberapa waktu lalu Trump menyebutkan sumbangan daur ulang Kosovo sebagai contoh jenis pengeluaran pemerintah yang ingin dipotongnya.

Berita itu mengkhawatirkan bagi bisnis daur ulang Kenan Gashi, yang berubah ketika menerima peralatan dari USAID dua tahun lalu, yang mendorongnya untuk menyusun rencana guna mempekerjakan lebih banyak pekerja. Namun, lebih dari sepertiga dari peralatan senilai $130.000 yang dijanjikan masih belum tiba, sehingga mustahil untuk merencanakan perluasan bisnis.

AS telah menjadi salah satu pendukung terbesar Kosovo sejak negara Balkan kecil yang terkurung daratan itu memisahkan diri dari Serbia, memasok bantuan senilai $1,1 miliar sejak 2001, menurut data pemerintah AS.

Kosovo adalah salah satu negara termiskin di Eropa dan masih sangat membutuhkan bantuan, kata politisi dan penduduk. Burim Ejupi, direktur eksekutif lembaga pemikir Indep yang berpusat di Pristina, mengatakan pembekuan bantuan dari USAID yang dikombinasikan dengan penghentian pendanaan dari Uni Eropa menyebabkan Kosovo kehilangan banyak dukungan di berbagai bidang.

Qazim Grashtica (38), setiap hari menyisir tempat sampah di sekitar ibu kota Kosovo, Pristina, untuk mencari plastik yang dapat diangkutnya dengan traktor kecilnya dan dihancurkan dengan mesin untuk didaur ulang. Traktor dan mesin penghancur tersebut diberikan melalui badan bantuan internasional AS (USAID), dan Grashtica mengatakan bantuan tersebut meningkatkan pendapatan hariannya dari lima euro ($4,13 kira-kira) menjadi 20 euro.
Namun, pemerintahan Presiden Donald Trump telah membekukan dana USAID dan berupaya untuk secara drastis mengurangi lembaga bantuan tersebut dan semua bantuan luar negeri AS di bawah agendanya America First.
Yang terancam adalah dana yang dirancang untuk memperkuat lembaga demokrasi Kosovo, mempercepat peralihan dari batu bara yang sangat berpolusi ke energi terbarukan, dan melindungi kelompok-kelompok yang terpinggirkan.
Beberapa waktu lalu Trump menyebutkan sumbangan daur ulang Kosovo sebagai contoh jenis pengeluaran pemerintah yang ingin dipotongnya.
Berita itu mengkhawatirkan bagi bisnis daur ulang Kenan Gashi, yang berubah ketika menerima peralatan dari USAID dua tahun lalu, yang mendorongnya untuk menyusun rencana guna mempekerjakan lebih banyak pekerja. Namun, lebih dari sepertiga dari peralatan senilai $130.000 yang dijanjikan masih belum tiba, sehingga mustahil untuk merencanakan perluasan bisnis.
AS telah menjadi salah satu pendukung terbesar Kosovo sejak negara Balkan kecil yang terkurung daratan itu memisahkan diri dari Serbia, memasok bantuan senilai $1,1 miliar sejak 2001, menurut data pemerintah AS.
Kosovo adalah salah satu negara termiskin di Eropa dan masih sangat membutuhkan bantuan, kata politisi dan penduduk. Burim Ejupi, direktur eksekutif lembaga pemikir Indep yang berpusat di Pristina, mengatakan pembekuan bantuan dari USAID yang dikombinasikan dengan penghentian pendanaan dari Uni Eropa menyebabkan Kosovo kehilangan banyak dukungan di berbagai bidang.