Potret SPBU Shell yang Akhirnya Dijual ke Pihak Lain

PT Shell Indonesia telah menyetujui pengalihan kepemilikan seluruh jaringan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang dimilikinya di Indonesia. Bisnis ini akan diambil alih oleh perusahaan patungan baru yang dibentuk antara Citadel Pacific Limited dan Sefas Group. (Rifkianto Nugroho/detikcom)
Meski kepemilikan akan berganti, operasional SPBU Shell akan tetap berjalan seperti biasa hingga proses pengalihan rampung, yang ditargetkan selesai pada tahun depan. Setelah itu, merek Shell akan tetap hadir di Indonesia melalui perjanjian lisensi, dan produk bahan bakar minyak (BBM) tetap akan dipasok oleh Shell. (Rifkianto Nugroho/detikcom)
Pelanggan dipastikan masih bisa mengakses produk BBM berkualitas tinggi seperti sebelumnya. Jaringan SPBU Shell saat ini mencakup sekitar 200 lokasi, dengan lebih dari 160 di antaranya dimiliki langsung oleh perusahaan, serta satu terminal BBM di Gresik. (Rifkianto Nugroho/detikcom)
 
Pengalihan kepemilikan ini merupakan bagian dari strategi global Shell untuk mentransformasi portofolionya, sejalan dengan komitmen yang disampaikan dalam ajang Capital Markets Day. Shell mengarahkan fokus pada bisnis energi rendah karbon serta pertumbuhan di sektor lain yang lebih strategis. (Rifkianto Nugroho/detikcom)
 
Di luar bisnis SPBU, Indonesia tetap menjadi pasar penting bagi produk pelumas Shell. Perusahaan ini memiliki dan mengoperasikan Pabrik Pelumas dengan kapasitas 300 juta liter per tahun, serta tengah membangun pabrik manufaktur gemuk di Marunda dengan kapasitas 12 kiloton per tahun. (ANTARA FOTO/FransiscoCarollio)
 
Shell juga telah memperluas portofolionya dengan mengakuisisi EcoOils pada 2022. EcoOils memiliki dua fasilitas pengolahan di Indonesia, yang mendukung pengembangan bahan bakar rendah karbon Shell di kawasan Asia Tenggara. (ANTARA FOTO/FransiscoCarollio)
 
PT Shell Indonesia telah menyetujui pengalihan kepemilikan seluruh jaringan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang dimilikinya di Indonesia. Bisnis ini akan diambil alih oleh perusahaan patungan baru yang dibentuk antara Citadel Pacific Limited dan Sefas Group. (Rifkianto Nugroho/detikcom)
Meski kepemilikan akan berganti, operasional SPBU Shell akan tetap berjalan seperti biasa hingga proses pengalihan rampung, yang ditargetkan selesai pada tahun depan. Setelah itu, merek Shell akan tetap hadir di Indonesia melalui perjanjian lisensi, dan produk bahan bakar minyak (BBM) tetap akan dipasok oleh Shell. (Rifkianto Nugroho/detikcom)
Pelanggan dipastikan masih bisa mengakses produk BBM berkualitas tinggi seperti sebelumnya. Jaringan SPBU Shell saat ini mencakup sekitar 200 lokasi, dengan lebih dari 160 di antaranya dimiliki langsung oleh perusahaan, serta satu terminal BBM di Gresik. (Rifkianto Nugroho/detikcom) 
Pengalihan kepemilikan ini merupakan bagian dari strategi global Shell untuk mentransformasi portofolionya, sejalan dengan komitmen yang disampaikan dalam ajang Capital Markets Day. Shell mengarahkan fokus pada bisnis energi rendah karbon serta pertumbuhan di sektor lain yang lebih strategis. (Rifkianto Nugroho/detikcom) 
Di luar bisnis SPBU, Indonesia tetap menjadi pasar penting bagi produk pelumas Shell. Perusahaan ini memiliki dan mengoperasikan Pabrik Pelumas dengan kapasitas 300 juta liter per tahun, serta tengah membangun pabrik manufaktur gemuk di Marunda dengan kapasitas 12 kiloton per tahun. (ANTARA FOTO/FransiscoCarollio) 
Shell juga telah memperluas portofolionya dengan mengakuisisi EcoOils pada 2022. EcoOils memiliki dua fasilitas pengolahan di Indonesia, yang mendukung pengembangan bahan bakar rendah karbon Shell di kawasan Asia Tenggara. (ANTARA FOTO/FransiscoCarollio)