Tarif Trump Makan Korban! Raksasa Produk Ritel AS P&G PHK Besar-besaran

Procter & Gamble (P&G) akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 7.000 karyawan non-manufaktur, atau sekitar 15% dari divisi tersebut. Langkah ini menjadi bagian dari program restrukturisasi yang dijalankan selama dua tahun ke depan. (SOPA Images/LightRocket via Getty)
Kebijakan ini diumumkan oleh Direktur Keuangan P&G, Andre Schulten, dalam konferensi konsumen Deutsche Bank yang digelar di Paris pada Kamis (5/6). Ia menyatakan bahwa restrukturisasi ini penting untuk menjaga performa jangka panjang perusahaan. (Getty Images/Cheng Xin)
P&G menghadapi tekanan akibat tarif impor yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump. Kebijakan tersebut mendorong biaya produksi naik dan memaksa perusahaan menaikkan harga jual produk. (VCG via Getty Images/VCG)
Perusahaan mencatat perlambatan pertumbuhan di pasar Amerika Serikat, yang merupakan pasar utamanya. Pada kuartal ketiga fiskal, penjualan organik di Amerika Utara hanya tumbuh 1%. (Getty Images/Justin Sullivan)
Schulten menyebut P&G akan menaikkan harga produknya pada Juli mendatang untuk mengimbangi kenaikan biaya. Tarif Trump disebut sebagai salah satu penyebab utama gangguan ini. (Getty Images/Cheng Xin)
Per Juni 2024, P&G memiliki sekitar 108.000 karyawan di seluruh dunia. Dengan rencana PHK ini, sekitar 6% dari total tenaga kerja global perusahaan akan terdampak selama periode restrukturisasi dua tahun ke depan. (Getty Images/Justin Sullivan)