Melansir dari Reuters, Jumat (13/6/2025), harga emas spot naik 1% menjadi US$ 3.417,59 per ons, pada pukul 08.03 GMT, setelah mencapai titik tertinggi sejak 22 April di awal sesi. Jumlah itu sama besarnya dengan Rp 1,95 juta per gram (dalam kurs Rp 16.200). Foto: REUTERS/Umit Bektas.
Harga emas batangan telah naik lebih dari 3,2% sejauh minggu ini. Sementara itu, harga emas berjangka AS naik 1% menjadi $3.438,00 per ons. Foto: REUTERS/Umit Bektas.
Sementara itu bila melihat di laman Logam Mulia Antam harga emas saat ini mencapai Rp 1,95 juta atau naik Rp 23 ribu secara harian. Foto: REUTERS/Denis Balibouse
Carsten Menke, seorang analis di Julius Baer mengatakan sentimen memanasnya situasi geopolitik di Timur Tengah membuat harga emas menguat. Namun, kenaikan ini disebut hanya sementara. Jika terjadi gangguan pada pasokan minyak imbas dari serangan Israel ke Iran atau konflik menyebar luas ke wilayah lain, maka Menke memprediksi kenaikan harga emas bisa makin meroket. Foto: REUTERS/Denis Balibouse
Emas sendiri selama ini digunakan sebagai investasi yang aman selama masa ketidakpastian geopolitik dan ekonomi. Emas juga cenderung berkembang pesat dalam lingkungan suku bunga rendah. Foto: Freepik/wirestock
Sementara itu, harga minyak melonjak lebih dari 7% pada hari ini. Kenaikan itu mendekati level tertinggi selama berbulan-bulan. Foto: REUTERS/Eli Hartman
Harga minyak mentah Brent melonjak US$ 5,1, atau sekitar 7,4%, menjadi US$ 74,46 per barel pada pukul 08.43 GMT setelah mencapai level tertinggi di level US$ 78,50 per barel, ini level tertinggi sejak 27 Januari. Foto: REUTERS/Essam Al-Sudani
Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate AS juga naik US$ 5,1, atau 7,5%, menjadi US$ 73,15 per barel setelah mencapai level tertinggi US$ 77,62 per barel, level tertinggi sejak 21 Januari. Foto: REUTERS/Eli Hartman
Analis Barclays Amarpreet Singh dalam sebuah catatan menyatakan kenaikan harga US$ 10 per barel dalam tiga hari terakhir belum mencerminkan penurunan produksi minyak Iran, apalagi eskalasi yang dapat menyebabkan gangguan pada aliran energi melalui Selat Hormuz. Foto: REUTERS/Eli Hartman