Momen Sri Mulyani Ungkap Defisit Anggaran Rp 21 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah) didampingi Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono (kiri), dan Suahasil Nazara (kanan) menyampaikan konferensi pers APBN KiTa di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (17/6/2025). Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sampai Mei 2025 defisit Rp 21 triliun. Realisasi itu setara dengan 0,09% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Defisit APBN ini berarti pendapatan negara lebih kecil dibanding pengeluaran atau belanja negara. Pendapatan negara sampai Mei 2025 mencapai Rp 995,3 triliun atau 33,1% dari target, sementara belanja negara terealisasi sebesar Rp 1.016,3 triliun atau 28,1% dari target. Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Lebih rinci dijelaskan, pendapatan negara yang terkumpul Rp 995,3 triliun sampai Mei 2025 berasal dari penerimaan pajak (Rp 683,3 triliun), kepabeanan dan cukai (Rp 122,9 triliun), serta penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang mencapai Rp 188,7 triliun. Sementara itu, belanja negara yang mencapai Rp 1.016,3 triliun berasal dari belanja pemerintah pusat yakni belanja K/L (Rp 325,7 triliun) dan belanja non K/L (Rp 368,5 triliun), serta transfer ke daerah (Rp 322 triliun). Sri Mulyani menyebut defisit APBN ini masih dalam sasaran target. Keseimbangan primer juga tercatat masih surplus sebesar Rp 192,1 triliun. Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah) didampingi Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono (kiri), dan Suahasil Nazara (kanan) menyampaikan konferensi pers APBN KiTa di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (17/6/2025). Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sampai Mei 2025 defisit Rp 21 triliun. Realisasi itu setara dengan 0,09% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Defisit APBN ini berarti pendapatan negara lebih kecil dibanding pengeluaran atau belanja negara. Pendapatan negara sampai Mei 2025 mencapai Rp 995,3 triliun atau 33,1% dari target, sementara belanja negara terealisasi sebesar Rp 1.016,3 triliun atau 28,1% dari target. Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Lebih rinci dijelaskan, pendapatan negara yang terkumpul Rp 995,3 triliun sampai Mei 2025 berasal dari penerimaan pajak (Rp 683,3 triliun), kepabeanan dan cukai (Rp 122,9 triliun), serta penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang mencapai Rp 188,7 triliun. Sementara itu, belanja negara yang mencapai Rp 1.016,3 triliun berasal dari belanja pemerintah pusat yakni belanja K/L (Rp 325,7 triliun) dan belanja non K/L (Rp 368,5 triliun), serta transfer ke daerah (Rp 322 triliun). Sri Mulyani menyebut defisit APBN ini masih dalam sasaran target. Keseimbangan primer juga tercatat masih surplus sebesar Rp 192,1 triliun. Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto