Puncak Musim Panen, Petani Bali Gencar Produksi Garam Tradisional

Petani mengumpulkan garam yang sudah dipanen saat produksi garam alami secara tradisional di Desa Kusamba, Klungkung, Bali, Jumat (10/10/2025). Mereka tengah menikmati puncak musim panen garam tradisional, sebuah tradisi turun-temurun yang masih dipertahankan hingga kini di pesisir selatan Pulau Dewata tersebut. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Menurut sejumlah petani, kondisi cuaca yang panas dan stabil pada bulan Oktober ini menjadi waktu terbaik untuk memproduksi garam. Dalam sehari, seorang petani dapat memanen rata-rata 20 kilogram garam, yang dijual dengan harga berkisar Rp10 ribu hingga Rp25 ribu per kilogram, tergantung pada tingkat kemurnian dan kualitas kristalnya. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Sejak pagi, para petani tampak sibuk menjemur air laut di atas petak-petak tanah hitam yang telah dipadatkan. Proses pembuatan garam di Kusamba dilakukan secara alami dan tradisional, tanpa bantuan mesin atau bahan kimia. Air laut disiramkan berulang kali hingga menghasilkan kristal garam berwarna putih bersih, yang kemudian dikumpulkan menggunakan alat sederhana dari bambu. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo