Kepala Program Pesawat Terbang Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Agus Aribowo menilai pengembangan jet IFX saat penting bagi kemandirian alat utama sistem senjata (Alutsista).
"Namanya pengembangan pesawat pesawat tempur itu adalah indikator kemandirian bangsa kalau pesawat sipil kan kita bisa beli ke Amerika seperti di Boeing," kata Agus kepada detikFinance.
Indonesia bisa saja membeli jet tempur canggih dari beberapa negara. Namun karena Indonesia secara politik tidak memihak alias non blok sehingga produsen jet tempur tidak bisa atau enggan memberikan kelengkapan maksimal untuk produk jet tempur yang dijual.
Agus mencontohkan antara jet F-16 milik Indonesia dan Singapura. Kedua negara memiliki pesawat serupa namun pesawat milik Singapura jauh lebih unggul karena Amerika Serikat selaku produsen memberikan produk terbaik. Pasalnya Singapura dan Amerika memiliki keterikatan yang kuat alias sekutu.
"Kalau kita beli pesawat pasti ada yang dikurangi seperti sistem persenjataan dikurangi jadi kita nggakΒ bisa mandiri. Kalau F-16 Indonesia perang dengan F-16 Singapura, kita pasti kalah karena kemampuan taktis kita kalah. Terus sistem persenjataan dipereteli," sebutnya.
Jika mengembangkan jet tempur secara mandiri, Agus menyebut Indonesia bisa melakukan inovasi produk jet tempur sesuai kebutuhan dan perkembangan teknologi. Pasalnya pesawat tempur merupakan tekenologi termutakhir di industri pesawat terbang.
"Kita bisa berinovasi, kita bisa berkreasi sesuai dengan kemampuan dan kemauan," jelasnya.