Kelompok Petani Kelapa Tembilahan, Muhaemin Tallo mengungkapkan harga jual untuk ekspor mencapai Rp 2.600 per kg. Sementara industri dalam negeri hanya mampu membeli sekitar Rp 2.150 - Rp 2.350 per kg.
"Jadi perbedaan harganya terlalu jauh," ujarnya saat diskusi di Menara Kadin, Jakarta, Kamis (21/4/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena perusahaan itu merasa nggak ada saingan. Begitu ada saingan mereka mulai mengangkat harga," terangnya.
Menurut Tallo, bila harga yang ditawarkan bisa lebih tinggi dibandingkan ekspor, maka petani akan menjual ke industri dalam negeri. Perkiraan harganya adalah Rp 2.500 per kg.
"Kalau Rp 2.500 per kg itu seharusnya bisa. Ekspor pasti nggak akan jalan, karena masyarakat pasti lebih memilih ke perusahaan (lokal) karena dekat," ujarnya.
"Kemudian perusahaan harus perhatikan petani. Kan ada dana CSR itu nggak pernah diturunkan ke masyarakat, untuk peremajaan, bangun jalan, perbaiki kawasan," tegas Tallo. (mkl/hns)











































