Ini Alasan Petani Ekspor Kelapa Ketimbang Jual ke Industri Lokal

Ini Alasan Petani Ekspor Kelapa Ketimbang Jual ke Industri Lokal

Maikel Jefriando - detikFinance
Kamis, 21 Apr 2016 18:00 WIB
Foto: Hasan Alhabshy
Jakarta - Para petani kelapa lebih memilih ekspor dalam bentuk mentah dibandingkan menjual kepada industri dalam negeri. Alasannya harga jual yang ditawarkan kepada petani memang lebih tinggi.

Kelompok Petani Kelapa Tembilahan, Muhaemin Tallo mengungkapkan harga jual untuk ekspor mencapai Rp 2.600 per kg. Sementara industri dalam negeri hanya mampu membeli sekitar Rp 2.150 - Rp 2.350 per kg.

"Jadi perbedaan harganya terlalu jauh," ujarnya saat diskusi di Menara Kadin, Jakarta, Kamis (21/4/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tallo mengungkapkan, sebelumnya industri dalam negeri bahkan hanya membeli kelapa di bawah Rp 1000 per kg. Ini berjalan cukup lama, sehingga para petani mulai melihat celah untuk menjual ke perusahaan di luar negeri.

"Karena perusahaan itu merasa nggak ada saingan. Begitu ada saingan mereka mulai mengangkat harga," terangnya.

Menurut Tallo, bila harga yang ditawarkan bisa lebih tinggi dibandingkan ekspor, maka petani akan menjual ke industri dalam negeri. Perkiraan harganya adalah Rp 2.500 per kg.

"Kalau Rp 2.500 per kg itu seharusnya bisa. Ekspor pasti nggak akan jalan, karena masyarakat pasti lebih memilih ke perusahaan (lokal) karena dekat," ujarnya.

"Kemudian perusahaan harus perhatikan petani. Kan ada dana CSR itu nggak pernah diturunkan ke masyarakat, untuk peremajaan, bangun jalan, perbaiki kawasan," tegas Tallo. (mkl/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads