Pengusaha Beberkan Kondisi Industri Baja ke Purbaya, Minta Keran Impor Ditutup

Pengusaha Beberkan Kondisi Industri Baja ke Purbaya, Minta Keran Impor Ditutup

Andi Hidayat - detikFinance
Selasa, 02 Des 2025 15:50 WIB
PT Krakatau Steel (persero) Tbk kembali membangun pabrik pipa baja untuk anak perusahaannya, PT Krakatau Hoogoven Indonesia di Cilegon. Total Investasinya mencapai Rp 335,6 miliar dengan targetοΏ½ kapasitas produksi 150.000 ton per-tahun. Yuk, kita lihat proses produksi pipa baja di pabrik tersebut.
Ilustrasi/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Masyarakat Baja Konstruksi Indonesia atau Indonesian Society of Steel Construction (ISSC) mengeluhkan nasib industri baja di tengah gempuran produk impor dari China dan Vietnam. Kondisi ini disebut terjadi karena kebijakan perdagangan yang tidak tepat dan melemahkan daya saing produk lokal.

Ketua Umum ISSC, Budi Harta Winata mengatakan banjir produk konstruksi baja jadi dari luar negeri mempersempit ruang pasar bagi pabrikan nasional dan pelaku usaha lokal. Dalam kondisi ini, ia menyebut bengkel konstruksi baja hingga tenaga kerja pengelasan dalam negeri menjadi korban yang paling dirugikan.

"Dulu industri ini dilindungi pak, sekarang, impor baja konstruksi siap pasang sudah masuk hingga 1 juta ton tahun ini. Perusahaan saya itu butuh sekitar 20.000 ton untuk menghidupi 1.000 karyawan. Saat ini, banyak gudang, pabrik, pusat perbelanjaan dibangun menggunakan produk impor jenis tersebut, padahal sebelumnya dikerjakan oleh industri dalam negeri. Dulu kami menghidupi 1.000 karyawan, sekarang tinggal 70 orang," ujar Budi di acara Rapimnas Kadin 2025 melalui keterangan tertulis, dikutip Selasa (2/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budi menjelaskan, kebijakan bea masuk nol persen untuk baja jadi impor asal Cina dan Vietnam berdampak buruk bagi industri. Ia bahkan menyebut, produsen konstruksi baja jadi nasional tersingkir di pasar sendiri.

Menurutnya, penerapan kebijakan ini tidak diimbangi keringanan atau instrumen fiskal serupa bagi perusahaan lokal. Kondisi ini dianggap menciptakan efek domino, seperti penurunan utilisasi pabrik, ancaman PHK, hingga melemahnya rantai pasok di industri pendukung.

ADVERTISEMENT

"Level playing field hilang. Ini bukan soal proteksi, ini soal keadilan dan keberlanjutan industri strategis bangsa," ungkapnya.

Budi mengaku siap bermitra dengan pemerintah untuk menyerahkan laporan lengkap soal permasalahan industri baja nasional akibat dampak derasnya impor baja kepada Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa. Ia juga mendorong pemerintah untuk segera menutup keran impor baja.

"Kami mendukung pemerintah menangkap dan menyetop impor baja," pungkasnya.

Menanggapi hal tersebut, Purbaya, mengaku akan mendalami persoalan tersebut. Ia juga berjanji akan mencari cara untuk melindungi industri baja tanah air.

"Saya bukan ahli baja. Saya ingin mengerti, baja itu ada apa saja. Nanti laporkan ke saya masalahnya seperti apa? Karena kalau saya tanya ke anak buah saya, bagus terus," ujar Purbaya.

Purbaya juga meminta ISSC memberikan laporan langsung terkait situasi di lapangan, termasuk kondisi di pelabuhan. Pemerintah tidak akan mengizinkan impor produk yang bisa dipenuhi oleh produksi dalam negeri.

Purbaya meminta Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) menyelesaikan persoalan impor berbagai produk, termasuk baja konstruksi. Ia juga memberikan tenggat waktu perbaikan satu tahun atau akan membekukan DJBC.

"Saya sudah ancam mereka. Kita perbaiki setahun ke depan. Kalau dalam setahun tidak beres, Bea Cukai betul-betul dibekukan. Sekarang masuk balpres baju-baju, nanti saya main ke baja. Ke depan bisa saya sidangkan, saya bereskan isu-isu di baja itu," jelasnya.

Simak juga Video 'Purbaya 'Selesaikan' Pegawai Bea Cukai yang Ogah Berubah':

(ahi/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads