"Jakarta akan tetap menjadi prioritas pembangunan dan jadi pusat bisnis, perdagangan, jasa berskala regional dan global," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/8/2019) lalu.
Direktur National Maritime Institute (Namarin), Siswanto Rusdi mengatakan, keputusan Jokowi mempertahankan Jakarta sebagai pusat bisnis cukup tepat mengingat infrastruktur penunjang yang terbilang sudah lengkap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satunya adalah keberadaan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai gerbang utama arus ekspor dan impor. Dengan kapasitas dan kapabilitas yang semakin tinggi, Pelabuhan Tanjung Priok tetap akan memainkan peran penting dalam perekonomian nasional.
"Kapasitas throughput di Tanjung Priok terus meningkat. Tahun lalu misalnya, kapasitas throughput peti kemas di sana mencapai 7 juta TEUs lebih," kata dia dalam paparannya, Kamis (29/8/2019)
Siswanto menekankan, pemindahan ibukota dari Jakarta ke Kalimantan Timur tidak akan mengurangi aktivitas bongkar muat di PelabuhanTanjung Priok.
"Yang pindah ke sana kan hanya pusat pemerintahan. Aktivitas ekonomi dan bisnis tidak akan berubah banyak," ujarnya.
Pemerintah sendiri tengah menyiapkan tujuh pelabuhan terintegrasi (pelabuhan hub) di Indonesia. Tujuh pelabuhan terintegrasi tersebut untuk meningkatkan efisiensi distribusi moda angkutan laut.
Ketujuh pelabuhan tersebut adalah Tanjung Priok Jakarta, Kuala Tanjung di Sumatera Utara, Bitung di Sulawesi Utara, Makassar di Sulawesi Selatan, Kijing di Kalimantan Barat serta Pelabuhan Sorong di Papua.
Pembangunan tujuh pelabuhan hub tersebut diharapkan bisa menggeser Singapura yang kini menjadi hub kawasan.
(dna/dna)











































